//

Ja'iznya/Bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW

 
Bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW
Assayid Al-Hafizd Al-musnid Prof.Dr. Muhammad Bin Alwy Al-Maliky Al-Hasaniy mufti Mekkah mengutarakan tentang ja'iznya/bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW didalam kitabnya yang berjudul "Mafahim Yajibu An Tusahhah” , yang kita sebutkan beberapa diantaranya:

A) peringatan maulid memantulkan kegembiraan kaum muslimin menyambut junjungan mereka, Nabi Muhammad SAW. bahkan orang kafir pun beroleh manfaat dari sikapnya yang menyambut gembira kelahiran beliau seperti Abu Lahab, misalnya. sebuah hadist didalam Shohih Bukhori menerangkankan, bahwa tiap hari senin Abu Lahab diringankan adzabnya, karena memerdekakan budak perempuannya, tsuwaibah, sebagai tanda kegembiraannya menyambut kelahiran putera saudaranya. 'abdulloh bin abdulmutholib, yaitu Nabi Muhammad Saw, jadi jika orang kafir saja beroleh manfaat dari kegembiraannya menyambut kelahiran Nabi Muhammad Saw apalagi orang beriman.

B) Rosululloh S.a.w. sendiri menghormati hari kelahiran beliau, dan bersyukur kepada Alloh S.W.T. atas karunia ni’mat-Nya yang besar itu. Beliau dilahirkan di alam wujud sebagai hamba Alloh yang paling mulia dan sebagai rahmat bagi seluruh wajud. Cara beliau menghormati hari kelahirannya ialah dengan berpuasa. Sebuah Hadist dari Abu Qotadah menuturkan, bahwa ketika Rosululloh S.a.w. ditanya oleh beberapa orang sahabat mengenai puasa beliau tiap hari senin, beliau menjawab: “pada hari itu aku dilahirkan dan pada hari itu juga Alloh menurunkan wahyu kepadaku” ( diriwayatkan oleh Muslim didalam “Shahih”_nya ).
Puasa yang beliau lakukan itu merupakan cara beliau memperingati hari maulidnya sendiri. Memang tidak berupa perayaan, tetapi makna dan tujuannya adalah sama, yaitu peringatan. Peringatan dapat dilakukan dengan cara berpuasa, dengan memberi makan kepada fihak yang membutuhkan, dengan berkumpul untuk berzikir dan bersholawat, atau dengan menguraikan keagungan perilaku beliau sebagai manusia termulia.

C) pernyataan senang dan gembira menyambut kelahiran Nabi Muhammad S.a.w. merupakan tuntunan Al_Qur’an. Alloh berfirman:

“ Katakanlah : dengan karunia Alloh dan rahmat_Nya, hendaklah (dengan itu ) mereka bergembira “. (S. Yunus:58)
Alloh S.W.T memerintahkan kita bergembira atas rahmat_Nya, dan Nabi Muhammad S.a.w. jelas merupakan rahmat terbesar bagi kita dan alam semesta :

“Dan kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta “ . (S. Al_Anbiya : 107).

D) Memuliakan Rosululloh S.a.w. adalah ketentuan syari’at yang wajib dipenuhi. Memperingati ulang tahun kelahiran beliau dengan memperlihatkan kegembiraan, menyelenggarakan walimah, mengumpulkan jama’ah untuk berzikir mengingat beliau, menyantuni kaum fakir miskin dan amal-amal kebajikan lainnya adalah bagian dari cara kita menghormati dan memuliakan beliau. Itu semua menunjukan pula betapa betapa besar kegembiraan dan perasaan syukur kita kepada Alloh atas hidayat yang dilimpahkan kepada kita melalui seorang Nabi dan Rosul pilihan-Nya.

E) Perayaan atau peringatan maulid Nabi dipandang baik oleh para ulama dan kaum muslimin di semua negri, dan diadakan oleh mereka. Menurut kai’dah hukum syara’ kegiatan demikian itu adalah Mathlub syar’an ( menjadi tuntutan syara’ ). Hadist mauquf dari Ibnu Mas’ud R.a. megaskan : “ apa yang di pandang baik oleh kaum muslimin, di sisi Alloh itu adalah baik, dan apa yang di pandang buruk oleh kaum muslimin, disisi Alloh itu adalah buruk “ (Hadist di keluarkan oleh Imam Ahmad)
 
2013@abdkadir alhamid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ja'iznya/Bolehnya perayaan atau peringatan maulid Nabi SAW"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip