//

Renungan Untuk Para Sadah




Renungan Untuk Para Sadah 

 

Sembah sujud Ku Ya Allah, atas segala rahmat Mu yang Kau berikan ditengah kehidupan

Tapi, apakah pernah kita bersyukur? Jawabannya tentu relatif, mungkin Ya jika ketika ingat. Akan tetapi terlepas dari pernah atau tidaknya kita bersyukur, saya hanya ingin bertanya kepada diri sendiri juga kepada saudaraku kaum Alawiyyin bagaimana kita menjaga nikmat kita dengan sebuah perenungan dari kisah para pendahulu kita. Orang-orang Shalih dari Alawiyyin yang telah memberikan banyak hikmah untuk kita teladani.

Mari mulai merenung………



Ingin sekali hamba menangis saat membaca kisah para wali min Bani ‘Alawy, sungguh mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka memiliki nasab yang mulia yang diwarisi dari makhluk yang paling mulia disisi Nya juga ilmu,amal dan akhlaq yang luhur.

Tidak pernah sekalipun mereka mengharapan ketenaran bahkan cenderung menjauhinya (khumul) serta bersikap wara’ . Mengutamakan mastur fil ardh wa masyhur fi sama’ dan menganggap sebagai suatu kerendahan saat mengharap kepada sesama makhluk sebagaimana ucapan Almusnid Alhabib Umar bin Hafidz bin Syeckh Abu Bakar mengutip dari Alhabib Ali bin Muhammad AlhabsyiYang selalu memperlambat do’a adalah karena harapan yang rendah yaitu mengharapkan sesuatu dari mahluk,angkatlah tanganmu secara keseluruhan kepada Dzat yang dibutuhkan semua makhluk maka akan tampak tanda-tanda terkabulnya do’a

Quraish Shihab dalam bukunya “Logika Agama: Kedudukan Wahyu dan Batas-Batas Akal Dalam Islam” mengutip ucapan gurunya Alhabib Abdullah Bilfaqih (wafat 1962) yang selalu diucapkan saat ta’lim: “Popularitas bukanlah idaman leluhur Abi ‘Alawy,siapa saja yang mengidamkannya maka dia kecil. Thariqat mereka adalah shirath al mustaqim yang intinya adalah ketulusan bertaqwa serta zuhud menghindari gemerlapnya dunia,rendah hati,meluruskan niat,membaca wirid walau singkat serta menghindari aib dan keburukan

Ya Allah Ya Rabb, betapa berat tanggung jawab kami menyandang gelar ini, betapa tak kuasa kami istiqomah menapaki jejak para salaf karena godaan dunia yang oleh Datuk kami Imam Ali Karamallahu Wajhah telah di “talak” tiga.

Ya Allah ampuni kami yang telah berani berbuat kurang ajar dengan menyalahkan salaf kami oleh godaan paham menyimpang yang memancing “gairah” nalar namun sebenanya mengotori hati kami.

Ya Allah Ya Rabb, kami hamba Mu ini adalah orang-orang yang berlumuran dosa, berkubang dalam kenistaan maksiat, bermain dengan “sorban” kesombongan. Ampuni kami Ya Allah. Wahai Datuk kami Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa alihi wa salam, wahai kakek kami Imam Ali baabul 'ilm,wahaiImam Hassan wa Imam Hussain Sayyid Syabab Ahl Jannah,wahai Imam Muhammad Faqih Muqaddam,wahai Imam Abdurrahman Asseggaf,wahai Imam Abu Bakr Assakran,wahai Imam Abdullah Alaydrus Al akbar,wahai Imam Abdullah Alhaddad Isyfa’ lanaa isyfa’ lanaa isyfa’ lanaa

Ket: Foto diatas adalah makam Imam Ahmad bin Isa Almuhajir

Sayyid Syafiq Ashalaibiyyah

2013@abdkadiralhamid 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Renungan Untuk Para Sadah "

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip