//

Besarnya Bahaya Lisan dan Diam Adalah Lebih Utama

Besarnya Bahaya Lisan dan Diam Adalah Lebih Utama

Barangkali semua (umat islam) mengetahui bahwa ucapan keji, melaknat, dan menggunjing termasuk kepada amalan lisan yang berbahaya (diharamkan). Namun bagaimana halnya dengan ucapan yang tidak berguna -walaupun hanya sekedar bertanya atau berbasa-basi-, banyak bicara, berdebat -walaupun katanya untuk "kebaikan"-, berlagak fasih, dan menyanjung? Kebanyakan umat islam akan menganggap biasa hal-hal tersebut, atau bahkan sama sekali menganggapnya sebagai perkara yang baik. Padahal jika dikaji maka akan diketahui betapa besarnya bahaya yang ditimbulkan dari amalan lisan tersebut.

Sungguh betapa besar bahaya lisan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan satu kalimat yang dibenci oleh Allah yang dia tidak merenungi (akibatnya), maka dia terjatuh dalam neraka Jahannam.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6092)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Sesungguhnya seorang hamba apabila berbicara dengan satu kalimat yang tidak benar (baik atau buruk), hal itu menggelincirkan dia ke dalam neraka yang lebih jauh antara timur dan barat.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 6091 dan Muslim no. 6988 dari Abu Hurairah Rad. )

Al-Imam Asy-Syafi’i mengatakan: 
Apabila dia ingin berbicara hendaklah berpikir dulu. Bila jelas maslahatnya maka berbicaralah, dan jika dia ragu maka janganlah dia berbicara hingga nampak maslahatnya.” (Al-Adzkar hal. 284)

Al-Imam An-Nawawi mengatakan: 
Hadits ini (yakni hadits Abu Hurairah yang dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim) teramat jelas menerangkan bahwa sepantasnya bagi seseorang untuk tidak berbicara kecuali dengan pembicaraaan yang baik, yaitu pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya dan kapan saja dia ragu terhadap maslahatnya, janganlah dia berbicara.” (Al-Adzkar hal. 280, Riyadhus Shalihin no. 1011)


Dalam kitab Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi mengatakan: 
 “Ketahuilah, setiap orang yang telah mendapatkan beban syariat, seharusnya menjaga lisannya dari semua pembicaraan, kecuali pembicaraan yang sudah jelas maslahatnya. Bila keadaan berbicara dan diam sama maslahatnya, maka sunnahnya adalah menahan lisan untuk tidak berbicara. Karena pembicaraan yang mubah bisa menarik kepada pembicaraan yang haram atau dibenci, dan hal seperti ini banyak terjadi. Keselamatan itu tidak bisa dibandingkan dengan apapun.”


"Al-Qabas An-Nuur Al-Mubiin min Ihya' 'Ulumuddiin", Sayyidinal Imam Al-Mufassir wal Muhaddist Al-Musnid Al-'Allamah alHabib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz BSA  :

Besarnya Bahaya Lisan dan Diam Adalah Lebih Utama


Sahabat Anas bin Malik رضي الله عنـه meriwayatkan bahwa Sayyidina Lukman Al-Hakim رضي الله عنـه pernah berkata, "Diam adalah kebijakan, tetapi sangat sedikit yg mempraktekkannya".

Sayyidina Ibnu Hibban رضي الله عنـه meriwayatkan sbuah Hadist dengan sanad yg Shahih bahwa Sahabat Uqbah bin Amir رضي الله عنـه pernah berkata, "Wahai Rasulullah, apa yg menyebabkan keselamatan seseorang ?"

Kemudian Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, "Kendalikan lisanmu, senangkan hatimu untuk tinggal di dalam rumah dan tangisilah segala dosa²mu" (HR. Tirmidzi)

Dan Sayyidina Al-Barra' bin Azib رضي الله عنـه berkata, "Ada seorang Arab dusun datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم seraya berkata, 'Wahai Baginda Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu perbuatan yg dapat menyebabkan aku dapat masuk ke dalam Surga'

Kemudian Baginda Rasulullah صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, 

"Berilah makan kepada orang yg lapar, berilah minum kepada orang yg haus, perintahkanlah orang lain berbuat kebaikan dan cegahlah mereka dari berbuat buruk. Jika engkau tidak dapat melakukannya, maka kendalikan lisanmu, kecuali untuk bertutur kata yg baik" (HR. Ibnu Abid Dunya dan Ahmad)

Dan dalam hadist yg lainnya, Baginda Nabi Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم bersabda, 

"Siapapun yg menjaga kejahatan lisannya, maka اَللّهُ سبحانه وتعالى akan menutupi segala kekurangannya dan siapapun yg dapat menahan emosinya, maka اَللّهُ سبحانه وتعالى akan menjauhkannya dari siksa-Nya, dan siapapun yg selalu minta ampun kepada اَللّهُ سبحانه وتعالى, maka اَللّهُ سبحانه وتعالى akan mengampuninya" (HR. Ibnu Abid Dunya dalam Kitab "Ash-Shamtu", hal. 21)

صَدَقَ اللَّهُ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الكَرِيْمُ وَنَحْنُ عَلىَ ذَالكَ مِنَ الشّاهِدِيْنَ وَالشَّاكِرِيْنَ





 Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa ingin selamat, hendaknya membiasakan diam!” (HR. Ibnu Abi Dunya dan Baihaki)
Juga sabda beliau SAW yang lain,
“Barangsiapa banyak bicara, niscaya banyak kesalahannya. Barangsiapa banyak kesalahannya, niscaya banyak dosanya. Dan barangsiapa banyak dosanya, maka neraka lebih utama baginya.” (HR. Abu Nuaim di dalam al-Hiliyah)

abdkadiralhamid@2013

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Besarnya Bahaya Lisan dan Diam Adalah Lebih Utama"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip