//

Masalah Nasib Nasab Azmatkhan ???



Masalah Nasib Nasab Azmatkhan ???

Pihak Lembaga Nasab lebih ingin “bermain di wilayah aman” 


Saya mecoba semampu saya berusaha menjelaskan sesuai info dr ahli2 nasab yg pernah menelusuri nasab marga adzmatkhan...... dgn harapan agar Nasab Keluarga Nabi yg suci ini tdk ternodai....tdk satupun yg menolak jasa2 wali9 dlm penyebaran islam di indonesia, dan itu tdk ada kaitan sama sekali dgn nasab dan silsilahnya....dgn jasa2 mereka, itu penilaian yg keliru...hal ini sdh beberapa kali ana jelaskan sebelumnya .....dan kita tetap menjaga hub yg baik dan saling menghargai dgn keluarga adzmatkhan yg notabene memiliki hub kekerabatan meskipun secara hub nasab terputus...walau bagaimanapun Hub ini tetap hrs disyukuri bukan malah merusak hub ini dgn "menambah2, merekayasa, atau bahkan tdk mengakui & tdk menerima kenyataan yg ada" shg bukan lagi hikmah yg diperoleh tapi mungkin ancaman2 thd pemalsu2 nasab....Kasus2 ini juga terjadi pd Komunitas2 arab di beberapa daerah, sebagaimana di sulsel, ada komunitas cikoang (assegaf&aidid cikoang).....Telah dijelaskan bukan mencari perdebatan, konflik atau perpecahan tapi malah ingin meng clear kan agar hal ini tdk menjadi salah faham yg berkepanjangan dan terus "membutakan hati" utk tdk menerima kenyataan dr hasil Ahli nasab(objektif) dan bukan dr hasil Ahli sejarah (subjektif)......nasab keluarga Azamat Khan tidak ada dengan "tepat" dalam daftar lalu tidak diakui Naqobatul Asyraaf Jakarta menyebabkan mereka bertindak menerbitkan Rabithah sendiri. Oleh karena para Wali Songo dikatakan keturunan Sayyid Hussein Jamaluddin Kubro yang berasal dari keturunan Azamat Khan, maka status anak cucu Wali Songo sebagai Ahlul Bait juga agak 'tergantung' lalu pengakuan cuma bisa dibuat dalam Rabithah Azamat Khan, bukan dalam Naqobatul Asyraaf. Pihak Asyraaf tidak menerima dan mengakui nasab yang dinisbahkan kepada teori-teori sejarah, karena hal nasab adalah bersangkutan dengan hukum. Asyraaf cuma menerima nasab-nasab yang shohih yang di catat oleh munsib-munsib yang muktabar. Hal ini juga seperti kita menerima hadist-hadits juga. Dalam mengklaim nasab, nasab mereka jg disahkan dalam kasyaf, Asyraaf menolak langsung kenyataan ini bagi pembuktian nasab karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab .Apakah ada jaminan nasab tersebut tidak bercampur budaya tempatan?. Karena bisa saja ada yang menisbahkan nasab nya ke pihak ibu dengan adanya fakta2, adanya pengakuan nasab dari "jalur ibu" (tdk ada jaminan bahwa kafa'ah Syarifah terjaga?) sehingga menambah kekacauan catatan nasab mereka. Semoga kita tdk digolongkan spt hadist Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

    “Orang yang mengaku-ngaku dengan sesuatu yang tidak dia miliki maka dia seperti pemakai dua pakaian kebohongan.” (HR. Muslim dalam Shahihnya, no. 2129 dari Hadits Aisyah radliyallahu’anha)


Menurut dari Sumber Sejarah, nasab keluarga Azamat Khan dinisbahkan dari Sayyid Abdul Malik bin Alawi (Ammil Faqih) bin Muhammd Shahib Mirbath bin Ali Khali' Qasam bin Alawi bin Muhammad bin Alawi (Asal usul marga Ba'alawi atau Al-Alawi) bin Abdullah / Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir.
Beliau hijrah dari Hadhramaut (Qosam)  ke India untuk berda'wah dan memiliki anak laki-laki bernama Abdullah, dan diteruskan anak lelaki bernama Amir Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad. Ia mempunyai banyak anak lelaki. Sebagian dari mereka pergi meninggalkan India, berangkat mengembara. Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand) dan ada pula yang pergi ke negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia yang termasuk di dalam wilayah kekuasaan Cina). Mereka lari (?) meninggalkan India untuk menghindari kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada waktu terjadi fitnah pada akhir abad ke-7 Hijriah.
Diantara mereka itu yang pertama tiba di Kamboja ialah Sayyid Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid Ahmad. Ia pergi meninggalkan India tiga tahun setelah ayahnya wafat. Kepergiannya disertai oleh tiga orang saudaranya, yaitu Syarif Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’. Yang kedua ialah Sayyid Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.”
Sayyid Jamaluddin Al-Husain atau Sayyid Husain memiliki tujuh orang putra, dari sinilah menurunkan nasab para Wali Sembilan (WAli Songo) dst……


"Ilmu Nasab, ilmu yang tidak semua orang bisa memahaminya, bahkan beberapa ulama ahli nasab, menyarankan agar jika ingin bicara nasab jangan di forum terbuka atau didepan masyarakat umum, Sebab, Ilmu nasab adalah ilmu yang sulit dicerna, jangankan orang awam, para akademisipun  akan sulit menghadapi."


Dalam Kaidah Ilmu Nasab, tidak ada perbedaan dari segi sanad keilmuannya karena pada dasarnya sumbernya sama kecuali jika tdk mengikuti kaidah2 pada umumnya....

Persoalan azmat khan adalah persoalan klasik dan hampir sama dengan marga2 lain yg nasibnya "tergantung" krn tdk diiktiraf.... 

Menurut dari ahli nasab, catatan mereka tidak rapi dan tdk melaporkan (mengupdate data) yang telah terjadi hampir 500 th hingga ada sekitar 17 -18 generasi yg lenyap  hingga sulit utk ditelusuri ....
 
Pada Dasarnya Lembaga nasab hanya kepengen Nasab2 yg ada itu DIJAMIN KEABSAHANNYA dari segi Ilmu Nasab...itulah kenapa Lembaga Nasab tidak akan menerima nasab yg samar2 apalagi jk di kuatkan dengan teori-teori yang samar-samar pula....



Dalam Persoalan Kaidah Ilmu Nasab, banyak faktor-faktor pendukung dan Prosedur Wajib dalam meneliti dan mengabsahkan suatu Marga atau Nasab. Bukan berarti dengan hanya berdasarkan rujukan sumber-sumber sejarah atau manuskrip - manuskrip kuno yg bersifat SUBJEKTIF,  kita bisa langsung menerima begitu saja. 
Manuskrip2 kuno bukan alat bukti yg paten krn pertimbangan sejarah punya banyak versi (sepihak) sedangkan lembaga nasab dan ahli nasab memerlukan bukti2 lain yg lebih otentik dan teruji kebenarannya, mereka memiliki database yg lengkap semua marga dzurriah dan generasinya yg tersebar diseluruh pelosok dunia krn hal nasab sgt penting dijaga kesuciannya,dlm menjaga kesinambungan dzuriah2 (kafaah syarifah).....
Karena banyak pertimbangan yang perlu dikaji dengan ilmu lebih dalam, apalagi jika dari sumber yg tidak jelas, karena yang Lembaga Nasab perjuangkan adalah Kemurnian Nasab Silsilah Keturunan Manusia Termulia Rasulullah SAW yang tidak boleh salah dan memiliki Tanggung Jawab Besar di Akherat kelak, sebagaimana Dari Imam Ali, bahawasanya Rasulullah SAW bersabda: 
"Barangsiapa mengaku nasab selain ayahnya dan membanggakan dirinya kepada selain walinya (garis keturunannya) maka baginya laknat dari Allah, Malaikat dan sekalian  manusia, Allah SWT tidak akan menerima adanya penggantian atau pertukaran nasab secara sembarang dan serampangan darinya". (Muttafaqun Alaih).


Karena itulah Pihak Lembaga Nasab lebih ingin “bermain di wilayah aman” dengan tidak menerima dan mengakui nasab yang dinisbahkan kepada teori-teori sejarah (subjektif) , karena hal nasab adalah bersangkutan dengan hukum. Lembaga Nasab cuma menerima nasab-nasab yang shohih yang di catat oleh munsib-munsib yang muktabar. Hal ini juga seperti cara kita menerima hadist-hadits juga dengan menfilter yang “Shohih”. Lembaga Nasab tidak akan menerima,nasab samar-samar, apalagi jika hanya di kuatkan dengan teori-teori yang samar-samar. Begitupun Pengklaiman nasab lewat dan disahkan dalam “kasyaf”, Lembaga Nasab menolak langsung kenyataan ini bagi pembuktian nasab karena ini adalah melanggar adab dan tertib dalam ilmu nasab ..



Sering kita dengar ulama ahli nasab yang sangat faham tentang ilmu ini menjadi sasaran pelecehan bagi mereka yang tidak faham tentang ilmu nasab, baik melalui situs maupun dalam kehidupan langsung. Disini kita ingin meluruskan sebagaimana banyak tuduhan-tuduhan yang tidak bertanggung jawab, yang diarahkan pada Lembaga nasab (Rabitah Alawiyyah & Naqobatul Asyraf ) yang di fitnah mendustakan nasab mereka, padahal semata-mata hanya berusaha merangkum Nasab-Nasab yang Jelas saja dan dapat dipertanggungjawabkan. Ini dilakukan karena didasari rasa Sadar & Takut akan Azab dari Allah, sebagaimana banyak dalil2 yang disebutkan oleh Rasulullah SAW akan bahayanya mengakui Nasab yang tidak jelas.



Semestinya persoalan ini tidak perlu diperdebatkan, apalagi sesama muslim yang dapat mengakibatkan perpecahan umat, apalagi banyaknya oknum-oknum yang berusaha mengambil kesempatan dalam memanaskan situasi ini, khususnya dari kalangan Pembenci keturunan nabi yang senantiasa menghembuskan fitnah-fitnah  yang tidak menginginkan persatuan umat.


Tuduhan2 yg dilemparkan orang-orang  yg berusaha ingin menenggelamkan kemuliaan nasab keturunan nabi dgn tameng membangga2 nasab sbg klise mereka,sdh ada sejak zaman nabi....tuduhan itu bersifat subjektive, melihat jk ada dzurriah yg lupa jalan datuknya tdk brarti semua dzurriah spt itu....tuduhan2 ini fitnah buat kami dan apakah Ketakwaan dpt diraih tanpa RahmatNya dan syafaat kekasihnya ... Tuduhan ini biasanya dilancarkan oleh para pembenci keturunan nabi....

Kutipan Seorang Ahli Nasab :



Nasab wali songo saja masih di perdebatkan ...
Kalau wali 9 saja masih di masalahkan maka yg mengaku keturunannya pun lebih lemah lagi...!!!





Jadi kalau nasab wali 9 saja tdk di istbath secara pasti oleh para ahli nasab ,lalu bagaimana org2 yg ngaku keturunan nya???????
Mrk hanya buat2 sendiri saja tanpa pengakuan dan pengesahan ahli nasab ataupun lembaga nasab...


semua org yg ada di seluruh dunia dpt dg mudah mengaku keturunan wali 9....
 

Ali badri ini awalnya seorang kyai saja, namun lama-lama mengaku keturunan wali 9 lalu mengajak para kyai utk secara beramai ramai mengaku keturunan wali 9...

Padahal selama lebih 500 tahun tak ada yg mengaku keturunan wali 9 adalah keturunan nabi. Baru tahun 2003 ke atas mereka mengaku.... Mrk ini mencari jln pintas mau jadi habib..


Sebagian mereka ini tadinya banyak yg ngaku marga "basyaiban", Setelah ketahuan maka ramai2 berpindah jadi keturunan wali 9 


Tak ada pola peng istbatan nasab melalui "kasyaf"
Ini hanya buat2an mereka saja....


Para anak2 wanita kyai (keturunana Wali 9) boleh nikah sama siapa saja kok....
Kenapa hrs di ributkan ????


Dan tak ada kewajiban mrk menjaga kafaah
Lah wong selama beratus tahun tak ada kaffaaah di gol kyai ....kenapa skrg tiba2 mau jaga kaffaah???
Kan terdengar aneh dan ganjil ???



Tahu kah kalian jika menggunakan NASAB yg bukan HAKNYA, NERAKA lah tempatnya.....
Tahu kan Kalian jika brani mengaku2, padahal blom jelas KEABSAHANNYA, tdk akan mendapat SYAFAATnya ??? 


Semoga tulisan ini membawa harapan baru kedepan dalam menjaga kemurnian nasab Keturunan Keluarga Rasulullah SAW sebagai pemersatu umat. Dan menjadikan Lembaga Nasab sebagai barometer keshahihan nasab seorang.


Buat para orang tua dari kalangan dzurriah dan para syarifah agar tidak mudah mempercayai nasab seseorang, meskipun dia mengaku dari keturunan nabi sebelum diktiraf oleh lembaga nasab. Betapa banyak para syarifah diperdayai dan ditipu, setelah menikah baru ketahuan kepalsuannya. Dan inilah trik atau cara-cara (Modus) dari oknum yang tercela agar ingin diakui menjadi keturunan nabi. Apalah susahnya mencari tahu kebenaran nasab di lembaga Nasab, apalagi dizaman yg serba modern dan serba mudah dan cepat.



Semoga Bermanfaat

2014@Abdkadiralhamid

Subscribe to receive free email updates:

49 Responses to "Masalah Nasib Nasab Azmatkhan ???"

  1. Sekiranya benar seseorang itu ahlul bait tetapi kerana lembaga nasab tidak dapat mengiktirafnya atas apa sebab sekalipun maka adakah tanggungjawab yang berat yang perlu ditanggung oleh para ahlul bait dunia dan akhirat itu terlepas daripadanya?

    -al hassan wal hussain-

    ReplyDelete
  2. ALIF=1
    LAM=23
    MIEM=24

    24-23-1=0
    0 = tidak terbanding, tidak dapay terpecah/tercacah, tidak dapat dibagi dengan bilangan apapun atau bahkan dengan dirinya sendiri = IKHLAS = MATI SAJERONING URIP
    0 = Jika dijumlahkan dengan bilangan berapapun maka ia menerima = SIFAT MENERIMA = ACCEPTANCE = NRIMO = BERSYUKUR = JUJUR KEPADA NIKMAT ALLAH
    0 = Jika dikalikan/dilipatkan/dimultiplikasikan bilangan berapapun, maka ia tetap menjadi dirinya (tetap 0) = DIRI SEJATI = JIWA MEMBUMI = TUNGGAK JATI = SELALU MENJADI DIRI SENDIRI
    0 = awal dan akhir dari semua perhitungan, titik tengah bilang positif & negatif (takwa, adil)


    Silahkan diresapi:
    0 = Jika dikalikan/dilipatkan/dimultiplikasikan bilangan berapapun, maka ia tetap menjadi dirinya (tetap 0) = DIRI SEJATI = JIWA MEMBUMI = TUNGGAK JATI = SELALU MENJADI DIRI SENDIRI
    Bagaimana mungkin manusia akan paham jati dirinya jika masih GILA pangkat, GILA nasab, GILA ilmu, GILA harta, GILA iman, atau, pikirannya selalu MELANGIT atau tidak pernah membumi (rendah hati)? Selama pikiran masih MELANGIT maka masih tercampur apapun dengan nafsu, contoh: ibadah hanya karena ingin masuk surga, menyandang nama famili supaya dianggap *priyayi*, bersekolah hanya untuk nyari nilai diatas ijazah, belajar ilmu agama hanya untuk bahan debat/jidal demi mendapat gelar *sang penghafal ayat & hadist*. Lalu bagaimana mungkin diri-diri yang masih GILA & MELANGIT akan menjadi Auliallah atau Wali? GILA = MEMBATALKAN SHOLAT :D
    Para Wali adalah orang-orang yang telah bertemu jati diri yang mana sujud para Wali kepada Allah benar-benar disertai membuminya jiwa, merendahnya hati. Para Wali tidak suka memperdebatkan NASAB, dan bahkan merahasiakan NASAB mereka sebagai bagian rasa rendah hati mereka. DI HADAPAN ALLAH, BAHWASANYA TIDAK ADA MANUSIA YANG LEBIH TINGGI DARIPADA ORANG LAIN HANYA KARENA NASAB. Putra Nabi Nuh AS bernama Kan'an saja kafir. Putra Nabi Sis AS bernama Sayid Anwar saja murtad. Nah, masihkah umat terakhir di bumi ini masih akan berlomba meninggikan diri berdasar NASAB? Celakalah, jika NASAB atau status NINGKRAT (DARAH BIRU) dikedepankan hingga justru meruntuhkan ilmu, iman, dan hingga memecah belah Ukhuwah Islamiyah :v Itulah sebab, para Wali menyembunyikan nasab mereka karena mereka sesungguhnya telah MATI SAJORING URIP & BERTEMU JATI DIRI atau *BERTEMU MAKRIFAT* di hadapan Allah. INGATLAH PESAN NABI KHIDIR AS KEPADA SUNAN KALI JAGA.

    INGATLAH JUGA:
    Kalian yang telah jelas mengetahui nasab kalian sebagai keturunan Kanjeng Nabi Muhammad SAW, maka hendaklah tidak membanggakan nasab kalian. Kalian jagalah SOPAN SANTUN kepada siapapun. Banyak cucu lurus Azmatkhan yang memang tidak tercatat, namun ALLAH TIDAK AKAN MEMUTUSKAN NASAB MEREKA SELAMA MEREKA BERSILSILAH LURUS. Kalian mengedepankan formal fisikal semacam meteri yang terlihat misal tulisan di atas kertas? Kalian lebih percaya hukum positif? Semoga tidak demikian. Lalu bagaimana dengan yang ghoib? Bukankah kalian beriman kepada yang ghoib. Allah Maha Ghoib, Maha Mencatat, Maha Mengetahui, Maha Adil, Maha Berilmu. Mereka cucu-cicit Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang nasabnya lurus namun mereka *terbuang* atau karena suatu sebab mereka hingga tidak tahu nasabnya, maka sungguh menjadi kuasa Allah untuk tetap mengasuh mereka. Banyak dari cucu-cicit Ba'alawi Al-Husaini yang bahkan tidak tahu nasabnya, namun Allah justru mengangkat derajat mereka sebagai ILMUAN, PENEMU TEKNOLOGI, pemimpin bagi masyarakat di sekitarnya, dan tentu banyak yang menjadi sholihin tanpa mengetahui nasabnya karena memang tidak tahu. Nah kita semua hendaklah menjaga adab/attitude kita dihadapan siapapun karena siapa tahu yang kita hadapi di depan kita ternyata adalah seorang alawiyin yang tersembunyi, namun tentu menjaga adab adalah wajib bagi seorang Muslim tanpa pandang bulu dihadapan siapapun.

    ReplyDelete
    Replies
    1. panutabkuuuuh.. terimakasih tulisannya sanggat menyentuh

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Subhanallah....uraian yg sangat bijak dan mendalam, semoga menjadi bermanfaat bagi kita semua...Aamiin...Aamiin...Aamiin ya robbal 'alamin.

      Delete
    4. الشرف بالأدب لا بالنسب

      Delete
  3. ingin tnya ttg fam azmatkhan, ibu jaka tingkir, apa benar nyai ratu mandoko binti sunan kalijaga ya? soalnya sya pernah nulis juga, tpi kurang yakin,, http://politik.kompasiana.com/2015/01/15/sanggahan-untuk-klaim-mas-kusdiono-ttg-jokowi-keturunan-habib-716978.html

    ReplyDelete
  4. Zuriah Rasulullah telah mulai mengislamkan nusantara semenjak abad 7 atau 8, rabithah alawiyyin sejak kapan ya mulai ada di indonesia? Nggak usah dijawab...kasih kisi2nya aja😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Rabitah Alawiyin ada juga atas bimbingan Alawiyyin Yaman, Makkah, Madinah n Iraq.

      Termasuk Kakanda al habib Umar bin Hafidz ( Habib ali masyhur bin Hafidz) yg menjadi rujukan Nasab Alawiyyien Tarim Hadramaut.

      Salam
      Www.bikailaRobbi.wordpress.com

      Delete
    2. Maaf boleh kah saya bertanya? Apakah benar nasab azmatkhan itu sudah terputus? Saya membacanya hati saya sakit😢🙏

      Delete
  5. Assalamu'alaikum! Afwan, untuk apa pada ribut-ribut masalah nasab?
    Abu Lahab itu siapa? Kita sebagai muslim mengetahui bahwa Abu Lahab adalah Paman Rasulullah SAW bukan anak apalagi cucu, tapi tidak menjamin bahwa ia akan masuk surga karena ia sangat membenci serta menentang keras ajaran yg disebarkan oleh Rasulullah SAW, sampai Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasulullah SAW berupa salah satu surah dalam Al Qur'anul Kariim yaitu surah Al Lahab. Afwan sekali lagi, ane mau nanya apakah ada 1 saja anak laki-laki bin Sayyidina Muhammad SAW??? Garis nasab itu dari ayah bukan ibu seperti yg kita semua tau, iya toh? Kesimpulannya bahwa Allah SWT memuliakan manusia karena tingkat keta'atan serta ketawakalannya, bukan dari nasabnya seperti Abu Lahab. Sekian dan terimakasih atas waktunya menyempatkan membaca coretan ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan rahmat kepada junjungan kita Nabi Besar Sayyidina Maulana Muhammad SAW beserta keluarganya juga kepada kita semua semoga senantiasa dijaga keimanan kita oleh Allah SWT, aamiin. Wassalamu'alaikum!

    ReplyDelete
    Replies
    1. AnonymousMay 06, 2023

      Secara goblok²an aja nih. Karena nasab akan mempengaruhi hukum feqih. Semisal zakat fitrah. Itu baru salah satu contoh simple.

      Delete
  6. Ngandelin catetan? Tes DNA sono brani gak?

    ReplyDelete
  7. Tidak masalah diakui atau tidak. Nabi sudah tahu keturunannya dari jalur laki laki maupun perempuan. Yang berat itu menjaga agar amaliah kita pantas disebut keturunannya.

    ReplyDelete
  8. Tsabit FuadiNovember 30, 2019

    Mohon maaf,, kami selaku santri dari para kiyai sangat sakit hati ini jika nasab para guru kami dilecehkan seperti ini..
    Tak masalah jika antum tidak mengakui para guru kami sebagai saudaramu, tapi tolong jangan kau hina nasab guru-guru kami sebagai nasab palsu..
    Jika antum masih ngotot..
    Kita ketemu di akhirat saja nanti,,

    ReplyDelete
  9. Kalau nasab Adzmatkhan saat ini masih proses diurus oleh Nyai Lina ke RA, yg diperintah langsung oleh Mursyidnya, Habib Lutfi. Penyusunannya dimulai dari Sunan Gunung Jati.

    ReplyDelete
  10. Keturunan Rasululloh SAW yang belum resmi/legal diakui RA ibarat hadist dhaif. Mungkin tidak semua hadist dhaif itu benar, tetapi menghapus atau menganggap seluruh hadist dhaif adalah hadist maudhu berarti MEMBUANG HADIST/AJARAN AGAMA. yang dalam konteks tadi berarti MENGHAPUS/MEMBUANG sebagian KETURUNAN BELIAU.

    ReplyDelete
  11. Jika ada pertanyaan:
    1. Apa tujuan menunjukkan nasab?
    2. Apa peran nasab bagi perjalanan penyebaran Islam?
    3. Apa manfaat nasab bagi khalayak?
    4. Bagaimana jika diadakan tes DNA bagi seluruh yg mengaku Ahlul bait?
    Kemudian lihatlah kenyataan, dari kelompok mana yg perannya lebih besar dalam penyebaran dan perkembangan Islam?

    ReplyDelete
  12. Tunjukan dalam sikp dan amal bahwa kita mengikuti jejak datuk kita, pembuat blog lebih belaar lagi ilmu dari berbagai sumber , kalau kurang jelas ngaji ka banten zduriyah banten

    ReplyDelete
  13. Saya pingin pembuat vlog ini apa yg dimaksud kasyaf itu coba jelaskan?

    ReplyDelete
  14. Saya sebagai keturunan wali songo sangat tersinggung ucapan orang ini, seharusnya lebih bijak dalam berkata, tidak semua keturunan nabi tercatat di robitoh alawiyah,contoh wali9 karna lebih mengedepankan dakwah pendekatan lokal dari pd harus perlihatkan kesayidannya, dan kami di banten di beri gelar tubagus sebagai tanda ada darah yg nyambung ke sultan hasanudin dan ke rasulallah, anda tidak tau kami orang banten ,datanglah kemari kita debat ilmu agama ,dan logika nasab . Supaya paham dan tau kami jg punya silsilah bukan ente aja , yg datang kesiangan ,padahal nusantara atas jasa para wali Allah duriyah rasulallah. Ente ga tau blum lahir . Sini aja ke banten mending kita buktikan siapa duriah nabi yg bener atau abal abal,yg hanya gila kehormatan kita ngaji olmu tauhid,fikih ,alat,tasauf ,ana ladenin ,rumah ana di maja lebak banten ,ente jangan sombong nyepelin wali9 ,lawan ana dulu keturunannya, padahal setiap ana ketemu habib , ana bangga ketemu saudara sedarah ,tp jangan hinakan leluhur kami, sama aja antum hina duriah nabi yg telah berjasa islamkan nusantara, hati hati atau ente ga bakalan ketemu rasulallah di akhirat

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buk an ngancam itu hanya mengingatkan le . Antum saja yang kagak paham Ama bahasa indonesia

      Delete
  15. Sakit hati ana membacanya. Ana sebagai dzuriyah Walisongo kecewa atas pelecehan ini. Semoga Allah memberikan hidayah semoga Allah sadarkan atas fitnah dan kelakuan mereka saudara ku . Wallahi ana akan tuntut di akhirat bagi siapapun yg menafikan nasab dzuriyah dr Walisongo

    ReplyDelete
  16. Membabi buta nasab, ngakak.... Ambil saja nasab saya, nabi, abu Jahal, Abu lahab dll. saya tak butuh.. yang saya butuhkan adalah penghormatan terhadap darah hamba Allah, baik keturunan nabi atau bukan, yg penting rukun bisa mewujudkan rohmatan Lil alamin... Hhhhh wes lah sekarepmu lah..

    ReplyDelete
  17. sy berterima kasih atas perjuangan wali9 beserta keturunannya yg menyebarkan Islam yg gak bawa2 nasab...
    KL memang anda dari turunan yg mulia pasti akan di hormati , gak usah pakai embel embel lilahi ta'ala

    ReplyDelete
  18. ane jadi ragu sama nasab ente (penulis blog) dilihat dari ahlak ente yang abal2 jauh pisan dari dari ahlak yang indah seperti Baginda Nabi.

    Kenapa yang baru datang Harus membantah yang lebih dulu ada ya..
    mau rebutan lapak/jamaah..???
    memangnya mengislamkan nusantara cukup sim-sala-bim dalam waktu semalam ya..
    tanpa kekuatan/kerajaan yg dibina oleh keturunan WALI sangat sulit mengislamkan nusantara, mereka alhulbait dari para wali yang dirahmati ALLAH
    diwarisi ahlak yang indah dan bersahaja sehinggga mudah diterima dimana saja.

    bukan hasad & kesombongan marga ingat...!!
    broor permata dimanapun tetap permata.. tapi pengki di taruh di ranjang ga ada pantesnya

    ReplyDelete
  19. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

    يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا  ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
    yaaa ayyuhan-naasu innaa kholaqnaakum ming zakariw wa ungsaa wa ja'alnaakum syu'uubaw wa qobaaa-ila lita'aarofuu, inna akromakum 'ingdallohi atqookum, innalloha 'aliimun khobiir

    "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
    (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

    ReplyDelete
  20. Ahli nasab berbicara, menulis dan mengutip tidak seperti diatas. Klo memang ahli sejarah maupun ahli nasab mereka tidak sembarang berbicara terhadap leluhur kita yaitu wali Sanga (9 wali). Seorang ahli nasab pasti tahu bahwa wali 9 adalah Ahlulbait nabi dan tidak berani menyalahkannya sebab wali Sanga tidak diragukan baik dari segi nasab, ilmu dan pangkat kewaliannya. Biasanya orang yang menyalahkan wali 9 berseta keturunannya, orang-orang baru yang tidak mengenal sejarah. Biasanya orang-orang ini berasal dari orang kalangan biasa yang diragukan akan kebenaran dari ucapannya. Para tokoh alim ulama didunia saja membenarkan atas nasab dan kewaliannya. Klo belum tau jangan sok tau, jika ingin tau bertanya. Bukannya malah menyalahkan. Sebab Ahlulbait nabi itu bukan untuk di perdebatkan tetapi untuk disyukuri dengan mencontoh kan yang baik-baik kepada seluruh umat

    ReplyDelete
  21. Jangan Ribut maslah Nasyab, perbaiki aja ibadah kita d hadapan maluu euy..

    ReplyDelete
  22. Nasab Baalawi aja diragukan, koq bisa ya ngurusin nasab orang lain saat nasab mereka ga diakui saadah asraf dunia. Ngaku ngaku keturunanya Nabi Muhammad Saw padahal nasab Baalawi ngarang ngarang sendiri diakui sendiri. Pengakuan dari dzurriah Rasulullah Saw yang shohih selain Baalawi ga ada. Nasab Baalawi tertolak dan status mereka sebagai keturunanya Rasulullah Saw ga jelas dan masih mengantung. Buktikan saja dari kitab nasab masa lalu selain dongeny Baalawi. Yang kotab dari dzurriah Rasulullah Saw dumia ga ada Baalawi sebagai keturunanya Rasulullah Saw kecui pengakuan sepihak tanpa bukti dan pengakuan dari pihak dzurriah Rasulullah Saw yang lain.

    ReplyDelete
  23. Kalo dilihat dari gaya bahasa,beliau menggunakan emosinya,sehingga tidak jauh beda dengan iri hati.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ba'alawi rungkad... Ba'alawi rungkad ...

      Delete

Silahkan komentar yg positip