//

Al Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi, Tangerang

Al Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi


Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi
Makam Panjang di Tangerang – Banten
Umumnya makam atau kuburan panjangnya 2 meter dan lebar 0,5 atau 1 meter. Namun makam Kramat Panjang terletak di Kampung Kramat, Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang. Makam ini berbeda dengan makam-makam pada umumnya memiliki panjang 9 meter dan lebar 0,5 meter.

Makam misterius ini diduga telah berusia lebih dari seribu tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya beberapa obyek arkeologis di sekitar kawasan seperti fragmen keramik, gerabah, fragmen kapan, dan lain-lain.

Tidak diketahui pasti silsilah yang dimakamkan di dalam makam ini, tetapi menurut keterangan juru kunci, Bapak Husein, tokoh yang dimakamkan bernama Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi.

Ali Al Uraidhi bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin ‘Ali Zain al-‘Abidin bin al-Hussin al-Sibth bin ‘Ali suami Fathimah al-Zahra’ binti Muhammad Rasulullah SAW. adalah pendatang dari Hadramaut. Komplek makam ini terletak di sebelah utara jalan desa, dilengkapi bangunan cungkup. Lokasi sangat strategis dan akses jalan cukup baik memudahkan peziarah untuk berkunjung.

“Peziarah ada berasal dari Banten, Jakarta, Bogor, Bekasi, Magelang, Madura bahkan Turki, ”tuturnya.

Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi

Cungkup dan jirat ini merupakan bangunan baru hasil renovasi masyarakat. Pada bagian kepala makam terdapat dua buah nisan dari jenis yang berbeda dengan posisi berdampingan. Satu nisan berbentuk slab dan sebuah lagi nisan berbentuk sayap (tipe Aceh) Nisan bagian kaki tidak terlihat karena ditutup oleh kain. Sampai sekarang masyarakat masih mengkeramatkan makam tersebut sehingga lokasinya disebut Kampung Keramat.

Namun, riwayat Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi sampai di desa Sukawali masih simpang siur. Bapak Husein menceritakan, awalnya Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi berlayar dari Hadramaut akan ke pulau Jawa. Ketika akan memasuki perairan Banten, kapalnya diterjang badai sehingga kandas di pesisir pantai desa Sukawali. Akhirnya Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi memutuskan untuk menetap di desa Sukawali dan menyebarkan agama Islam.

“Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi konon menyebarkan agama Islam sampai kemana-mana bahkan sampai ke Madura. Maka banyak orang Madura yang mencari cari makam ini,” ujarnya.

Menurut peziarah yang datang, rata-rata mereka sebelumnya mendapat mimpi supaya berziarah ke makam keramat ini. Bapak Husein menuturkan, gambaran peziarah terhadap Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi ketika bermimpi hampir sama. Dalam mimpinya mereka ditemui seseorang bertinggi besar, berwajah Arab, berewokan, memakai surban dan jubah berwarna putih.

Selama ini memang banyak kejadian gaib yang melingkupi makam. Konon dulu pernah terjadi banjir besar di kawasan Sukawali. Namun makam ini tidak tersentuh air, selamat dari terjangan banjir. Air seakan-akan mengelilingi makam ini. Maka banyak penduduk yang berlindung di makam ini.

Selain itu, peristiwa gaib lain adalah ketika gunung Krakatau meletus, makam ini selamat dari terjangan tsunami dan guyuran letusan krakatau. Jika tempat lain habis disapu tsunami dan tertutup lumpur, makam Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi tetap bersih seakan tidak terjadi apa-apa.

Mengingat kejadian itu, maka warga sekitar makam lantas merawat makam. Mereka menyakini bahwa yang dimakamkan bukan orang sembarangan, melainkan waliullah karena memiliki karomah yang luar biasa. Terbukti sejak itu berduyun-duyun banyak peziarah mendatangi makam. Nama kampung keramat tak lepas dari keberadaan makam Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi . “Makam Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi dikeramatkan warga desa, lalu lambat laun desa tersebut dikenal dengan nama desa Kramat, ”jelas Bapak Husein.

Cuma sampai sekarang tidak jelas lagi keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi, Bapak Husein mengaku tidak mengetahui sisa-sisa keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi. Selama ini juga belum ada orang yang mengaku sebagai anak keturunan Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi. Sehingga riwayat kehidupan Habib Abdullah sulit dilacak karena tidak ada peninggalan tertulis dan tidak ditemukan keturunannya.

Mengenai makam Habib Abdullah yang memiliki panjang diluar kewajaran, banyak versi yang beredar. Bapak Husein menerangkan, panjang makam yang mencapai 9 meter ini sebenarnya sebuah bentuk penghormatan masyarakat masa itu.

“Dulu jika seorang tokoh yang meninggal dunia, maka makamnya dibuat panjang untuk menghormatinya. Semakin panjang makamnya berarti namanya semakin harum. Jadi bukan karena orangnya panjang 9 meter,” tandasnya.

Tapi memang banyak juga orang yang percaya pada cerita yang beredar bahwa makam panjang ini berukuran panjang karena Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi bertubuh tinggi sampai 9 meter.

“Mungkin saja Habib Abdullah tinggi besar tapi tidak mungkin sampai 9 meter, itu kan tidak wajar,” tukasnya.

“Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi dapat dikatakan pula wali penyebar Islam di wilayah Betawi dan Tangerang,” papar Bapak Husein.

Dulu di kawasan Tangerang juga banyak resi-resi agama Hindu yang bercokol. Mereka tidak mau begitu saja masuk Islam dengan sukarela. Sehingga Habib Abdullah diceritakan mengadu ilmu dengan para resi. Konon Habib Abdullah bertanding ilmu di pinggir pantai dengan resi. Mereka saling adu ilmu kesaktian.

“Banyak resi yang berhasil dikalahkan lalu masuk Islam,” ungkap Bapak Husein.

abdkadiralhamid@2014

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al Habib Abdullah Bin Ali Al Uraidhi, Tangerang"

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip