//

Tanya Jawab Seputar Puasa dan Zakat Fitrah




Tanya Jawab Seputar Puasa dan Zakat Fitrah
 

Berbuka puasa dengan jimak


Pertanyaan : 
Bisakah berjimak (bersetubuh) menghasilkan kesunnahan ta’jiilul fitri (bersegera berbuka) ?


Jawaban : 
hal yang demikian tidak bisa mendapat kesunnahan itu, karena bersetubuh justru dapat melelahkan dan melemahkan badan. Dalam hal berbuka puasa yang paling utama adalah dengan kurma dengan jumlah ganjil, jika tidak ada dengan air zam zam, jika tidak mendapatinya maka dengan air biasa dan urutan berikutnya adalah sesuatu yang manis yang tidak tersentuh api seperti madu dan kismis dan urutan berikutnya adalah yang manis-manis yang tersentuh api.


Referensi: 
Nihayatul Muhtaj syarah minhaj III hal. 179
At taqriratus Sadidah hal.444



Sahur sebelum tengah malam


Pertanyaan : 
bagaimana hukumnya makan sahur sebelum jam 12 malam ?


Jawaban : 
tidak mendapat kesunnahan, sebab kesunnahan sahur didapat jika sudah lewat tengah malam karena dengan lewat tengah malam maka masuklah waktu sahur. Wallahu a’lam


Referensi : 
Al Baajuri I hal.293



Melihat orang puasa hendak
minum karena lupa


Pertanyaan : 
bagaimana jika seseorang melihat orang lain yang berpuasa akan minum sesuatu karena dia lupa bahwa dia sedang berpuasa ?


Jawaban : 
dalam hal ini dilihat, jika orang yang hendak minum itu adalah ahli taqwa dan bukan ahli maksiat (keharaman), maka lebih utama untuk diingatkan. Tapi jika keadaan orang yang hendak minum itu kebalikannya, maka wajib dicegah dan dilarang.


Referensi : 
Bughyatul Musytarsyidin hal. 183




Telinga kemasukan air waktu mandi tidak sengaja


Pertanyaan : 
bagaimana hukumnya orang yang berpuasa mandi lalu telinganya kemasukan air (tidak sengaja).



Jawaban : 
untuk menjawab pertanyaan ini ada perinciannya,


1.  jika mandinya itu adalah mandi yang di tasyri’kan, baik yang wajib seperti mandi janabah atau mandi sunnah seperti hari jumat bagi yang akan menghadiri sholat jum’at, maka tidak membatalkan puasanya, hal ini jika mandi dengan mengguyurkan air ke badan
(seperti biasanya), tapi jika mandi dengan selulup (jawa,red) atau menyelam maka membatalkan puasanya.



2.  Jika mandinya tidak ditasyri’kan (diperintah) seperti mandi untuk menyegarkan badan atau untuk sekedar membersihkan atau mendinginkan badan, maka membatalkan puasanya baik disengaja atau tidak, baik mandinya dengan mengguyur atau menyelam.



Referensi : 
At Taqriiratus Sadiidah hal. 453-454



Wanita menyusui atau hamil pada bulan Ramadhan



Pertanyaan : 
apakah boleh tidak berpuasa bagi wanita yang hamil atau menyusui dan apakah wajib membayar fidyah ?.



Jawaban : wanita yang hamil atau menyusui mendapat rukhsoh (keringanan) untuk tidak berpuasa, tetapi tetap wajib mengqodho’ puasanya, mengenai kewajiban membayar fidyah, dilihat :


*Jika tidak berpuasa karena kekhawatirannya terhadap si janin saja(bagi yang hamil) atau terhadap si bayi
saja (bagi yang menyusui), maka dalam hal ini selain wajib mengqodho’ dia juga wajib membayar fidyah berupa satu mud ( kurang lebih 675 gram ) makanan pokok di negerinya, satu mud untuk setiap harinya.


*Dan jika tidak berpuasa karena kekhawatirannya kepada si janin dan juga dirinya (bagi yang hamil) atau kepada si bayi dan juga dirinya (bagi yang menyusui), maka dia hanya wajib mengqodho’ puasanya saja (tidak wajib membayar fidyah).



Referensi : 
At Taqriiratus Sadiidah hal. 455-456






Jimak ketika Mengqodho' puasa

Pertanyaan : 
Jika seseorang menggodho puasa Ramadhan, kemudian dia melakukan persetubuhan (jimak) di siang harinya, apakah orang tersebut wajib membayar kaffarah layaknya orang yang berjimak di siang Ramadhan ?



Jawaban : 
Tidak wajib membayar kaffarah, sebab hal tersebut hanya khusus puasa Ramadhan, bukan puasa qodho’ atau nadzar.



Sumber : 
Minhajul Qawim hal 117




Subuh Masih Keadaan Junub Belum Mandi


Pertanyaan : 
Bagaimana jika setelah niat puasa pada malam harinya, kemudian jima’ dengan isterinya lalu tidur, dan tidak bangun kecuali setelah masuk waktu subuh, apakah dia melanjutkan puasanya, batal atau tidak ?.


Jawaban : 
perlu diketahui berkaitan dengan jimak yang membatalkan puasa ( bagi suami dan isteri) dan
keduanya wajib qodho’ dan diwajibkan atas si suami melakukan kaffarah adalah jika dilakukan dengan sengaja di siang Ramadhan. Maka jika dia jima’ pada malam hari atau junub karena mimpi kemudian tidak mandi sampai masuk waktu subuh maka puasanya sah tidak batal.
Tapi memang disunnahkan bagi orang yang junub pada malam Ramadhan untuk mandi wajib sebelum datang waktu fajar (subuh). Bahkan disebutkan dalam riwayat Al Bukhori dan Muslim dari Sayyidah Aisyah dan Ummi Salamah, bahwa Rasulullah pernah memasuki waktu subuh dalam kondisi junub karena jimak kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa.



Keterangan ini dapat dilihat
di kitab Ihya’ Ulumiddin juz I hal. 295.




Haid Berhenti di Siang Ramadhan



Pertanyaan : 
Jika wanita yang haid atau nifas, tiba-tiba pada siang hari Ramadhan berhenti haid atau nifasnya, apakah yang dia kerjakan.



Jawaban : 
wanita yang haid atau nifas jika suci (berhenti darahnya) pada siang Ramadhan maka disunnahkan
baginya untuk Imsak (tidak makan dan minum) sampai terbenam matahari. Begitu pula orang gila yang sadar dan orang kafir yang masuk islam di siang Ramadhan.



Referensi :
At Taqriiratus Sadiidah hal. 458







 Orang Gila yang Sadar



Pertanyaan : 
seperti diketahui bahwa wanita yang haid atau nifas diwajibkan untuk mengqodho’ puasa yang ditinggalkannya, lalu bagaimana dengan orang gila yang kemudian sadar atau orang kafir yang masuk islam ?.



Jawaban : 
bagi orang gila (asli) yang sudah sadar dan orang kafir yang masuk islam tidak wajib menggodho’ puasanya tetapi orang murtad yang kemudian masuk islam lagi tetap diwajibkan baginya menggodho’ puasa dan sholat selama murtadnya sebagai sangsi keras dan
peringatan atas kemurtadannya.



Referensi : 
At Taqriiratus Sadiidah hal. 458




Suntik di Siang Ramadhan



Pertanyaan : 
Batalkah puasanya orang yang disuntik ?.



Jawaban : 
Tidak batal,
lebih-lebih jika keadaan yang mendesak untuk dilakukan di siang Ramadhan, tetapi jika bisa diakhirkan sampai malam hari itu lebih utama. Sebab proses masuknya obat (dengan suntik itu) tidak melalui organ berlubang terbuka, tetapi melalui jarum khusus yang ditancapkan ke dalam tubuh.



Referensi : 
Busyrol Kariim Juz II hal.68




Bayi Lahir Setelah Maghrib Akhir Ramadhan



Pertanyaan : 
apakah bayi yang lahir setelah terbenam matahari akhir Ramadhan tetap wajib dikeluarkan zakat fitrahnya ?



Jawaban : 
salah satu syarat wajib zakat fitrah adalah dia mengalami terbenamnya matahari pada hari terakhir
bulan Ramadhan (dengan kata lain: mendapati sebagian dari akhir Ramadhan dan sebagian dari awal Syawal, dan ini ditandai dengan terbenamnya matahari pada akhir Ramadhan), maka jika jika meninggal sebelum terbenamnya matahari akhir Ramadhan atau lahir seorang anak setelah terbenamnya matahari, maka tidak wajib bagi mereka zakat fitrah.



Referensi : 

I’anatuth Thaalibin juz II hal. 191. Darul Fikr

 



 Zakat Fitrah Setelah Sholat Id



Pertanyaan : 
Sahkah mengeluarkan zakat fitrah setelah selesai sholat ied ?



Jawaban : 
Sah, namun makruh apabila tidak ada tujuan menanti datangnya keluarga atau tetangga sebagai penerima zakat, jika ada tujuan tersebut dan matahari belum terbenam maka tidak makruh.



Referensi : 

I’anatuth Thaalibin juz II hal. 198. Darul Fikr





Anak sudah Baligh, Wajibkah Orang Tua menzakatinya ?



Pertanyaan : 
Anak yang sudah baligh dan sudah bekerja (memiliki harta) apakah wajib bagi orang tuanya untuk mengeluarkan zakat fitrahnya ?



Jawaban : 
Tidak wajib bagi orang tua untuk mengeluarkan zakat fitrah anaknya yang baligh dan sudah memiliki
harta (ghoniy). Tetapi wajib bagi anak itu sendiri untuk mengeluarkan zakat fitrahnya. Tetapi jika si orang tua ingin mengeluarkan zakat fitrah anaknya yang demikian ini, boleh-boleh saja, akan tetapi dengan syarat meminta izin pada anaknya tersebut.


abdkadiralhamid@2013

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Tanya Jawab Seputar Puasa dan Zakat Fitrah "

  1. assalamuallaikum.. mau tanya apakah seorang adik boleh mmbri zakat firah pda kakak kandungnya (sdh berkeluarga) yg kebetulan dia guru ngaji saya

    ReplyDelete

Silahkan komentar yg positip