//

"Akhlaq wanita TARIM."


"Akhlaq wanita TARIM."

Dalam menelusuri kota Tarim, Wanita Tarim sudah terbiasa sejak daripada kecil dibesarkan dalam lingkungan beragama dan terdedah dengan ulama, majlis ilmu, maulid dan sebagainya
Sedari kecil mereka didik untuk membaca al-Qur’an oleh ibubapa mereka. Terdidik dengan akhlak yang mulia. Terjaga pergaulan mereka. Terpelihara aurat mereka. Bagi mereka setelah mencapai umur baligh, tempat mereka adalah di dalam rumah. Mereka tidak pernah melihat lelaki asing selain daripada saudara-saudara lelaki dan bapa saudara mereka sahaja. Mereka dibesarkan dengan tidak mengenal muzik, tidak mengenal kebiadapan dan tidak kenal wajah orang fasiq.

Perbualan mereka adalah perbualan tentang majlis-majlis ilmu, al-Qur’an, adab, akhlak, tasawwuf dan seumpamanya. Begitulah keadaan mereka dibesarkan.Apabila tiba saat yang sesuai untuk dinikah oleh walinya maka mereka dinikahkan pada pasangan yang sesuai. Pilihan keluarga, dan tanpa ada bantahan. Tanpa ada cinta atau ‘dating’ sebelumnya. Kebiasaannya mereka bernikah diusia yang masih muda, sekitar belasan tahun. Begitulah keadaan mereka, cukup terpelihara dan terjaga.

Wanita Tarim juga tidak pernah menyusahkan suami mereka. Begitu juga dengan para suaminya, tidak menyusahkan isteri mereka. Bila barang keperluan asas atau harian, seperti beras susu dan sebagainya kehabisan, mereka tidak langsung memberitahu suami kerana bimbang pada ketika itu mungkin si suami tidak mempunyai wang atau sedang sibuk, maka apa yang mereka lakukan adalah dengan meletakkan bungkusan-bungkusan kosong itu pada tempat yang dikira mudah dilihat oleh suaminya.

Begitu juga para suami, seluruh hajat dan keperluan dapur seperti sayur dan sebagainya suami yang belikan. Keadaan ini tidak pula menghalang para isteri untuk keluar membeli-belah ke pasar seperti membeli baju atau barang keperluan wanita, namun urusan dapur seperti membeli sayur, beras dan lain-lainnya itu merupakan tugas suami atau pembantu.

Si isteri selalu menghias dan menjadikan kamar tidur harum wangi. Bila suaminya pulang, maka pastilah kamar sudah dikemas rapi, indah dan harum. Pakaian suami sudah pasti wangi, bilik mandi juga wangi dan semuanya kemas serapi mungkin. Kerana wangi-wangian itu mampu membangkitkan suasana yang tenang dan romantik serta menambahkan kasihsayang.

Si isteri juga tidak pernah mengangkat dan meninggikan suara pada suami. Mereka tidak pernah marah dan tidak pernah cemburu. Bila mereka merasa kesal, mereka akan menangis dan mengadu pada suaminya dengan nada yang lirih. Itulah marah mereka.

Keadaannya sama juga dengan para suami. Mereka tidak pernah marah pada isteri, apalagi mencaci dan menghina. Bila suami merasa sangat kesal atas sesuatu perkara, mereka akan menulis sepucuk surat kepada isteri dan kemudian mereka akan pergi atau tidur.
Kemudian nanti isteri akan menjawab pula surat daripada suami tadi, seterusnya suami pula akan menjawab surat daripada isteri dan sehingga akhirnya mereka berdua akan tertawa bersama.
Indahnya marah yang sebegini, marah yang mampu menjadi hiburan, marah yang diakhiri dengan gelak tawa tanpa seorang pun daripada mereka memendam rasa.

Lebih daripada itu, kalau kita sorot secara mendalam tentang kehidupan ahli kota seribu ulama ini, kita akan dapati masih banyak lagi keunikan dan seni budi pekerti junjungan mulia Muhammad صلى الله عليه وآله وسلم dalam rumah tangga nabawi yang payah untuk kita temukan di masa kini, namun dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat Tarim.
Inilah keberkatan yang ada pada kota Tarim.


 


Di Tarim amat-amat sukar sekali untuk kaum perempuannya yang mendedahkan wajahnya di khalayak ramai hatta tatkala mereka bekerja di ladang atau mengembala kambing kawasan kering bukit-bukau sekalipun jauh dari pandangan kaum lelaki, mereka tetap berabaya dan berniqab/berpurdah hitam. Mereka dapat bertahan walaupun di dalam keadaan panas teriknya matahari di negeri Tarim/Hadhramaut yang terkenal dengan panasnya.

Begitulah perempuan di Tarim. Kepanasan api neraka lebih mengerunkan mereka berbanding teriknya pancaran matahari. Dan kaum perempuan di Tarim hanya keluar andainya ada keperluan sahaja. Kalau ke pasar atau ke kedai ada mahram yang akan menemaninya atau mereka keluar secara bergerombolan.
Maka terpeliharalah mereka dari sebarang fitnah.

Tenang hati kita berada di sana. Sememangnya kalau hendak menceritakan perihal penghuni kota Tarim, teramatlah banyaknya.

Sesiapa yang ingin tahu sedikit daripada kisah masyarakat Tarim bolehlah dibaca dari sebuah buku berjudul Bidadari Bumi :



Sumber :  "9 Kisah Wanita Sholehah karya Ustazah Halimah al-Aydrus."
Bisa dilihat juga : Madrasah Putri "Darul Mustafa-Tarim"

------------------------------------------------------------------

“SIFAT WANITA-WANITA DI TARIM HADHRAMAUT YAMAN SELATAN”



Mengenai wanita di kota Tarim Hadramaut itu, jauh berbeda dengan sebagian besar wanita wanita muslimah didunia, bahkan di wilayah wilayah lain di kota kota yg juga di hadramaut pun sudah banyak yg pudar ketegasan syariahnya, wanita wanita Tarim itu terbiasa dari sejak kecil dibesarkan dilingkungan ulama, siang malam mereka adalah obrolan majelis ilmu, alqur’an, adab, akhlak, tasawwuf, demikian mereka dibesarkan, mereka dibesarkan tdk kenal musik, tidak kenal kebiadaban, tidak kenal wajah orang fasiq, bahkan para wanitanya itu tidak pernah melihat lelaki selain kakaknya dan pamannya.
saat mereka menikah, ketika ditanya pada istri apa sih kesannya saat awal berjumpa?, ia menjawab : saya bingung, seumur hidup saya belum pernah melihat lelaki selain kakak kandung saya, lalu ini ada lelaki asing duduk di kamar saya.
demikian keadaan mereka, mereka tak pernah menyusahkan suaminya, demikian pula suami pd istrinya, bila susu habis misalnya, atau beras, atau apasaja yg perlu dibeli, mereka tak berani bicara pd suaminya, karena takut suaminya sedang tdk ada uang, atau sedang sibuk, maka mereka taruh lah bungkus2 kosong itu kira2 ditempat yg sekiranya menyolok dan terlihat oleh suaminya.

demikian pula suami, seluruh hajat pasar, sayur dan lainnya suami yg belanja, istrinya boleh boleh saja keluar ke pasar kaum wanita, misalnya belanja baju, atau barang barang khusus wanita, kalau urusan dapur, sayur, beras dll itu tugas suami atau pembantu.
istri selalu membuat kamar tidur wangi, bila suaminya pulang maka pastilah kamar sudah ditata rapih dan sangat wangi, pakaian suami sudah pasti wangi, kamar mandi wangi, semua ditata serapi mungkin.
Istri tak pernah mengangkat suara pd suami, tak pernah marah, tak pernah cemberut, bila mereka kesal mereka menangis dan mengadu pd suaminya dg lirih.. itulah marah mereka.
demikian pula suami, tak pernah marah pd istri, apalagi mencaci, bila sudah sangat kesal atas sesuatu, suami tulis surat pd istri lalu pergi atau tidur, nanti istri menjawab pula, lalu suami menjawab pula, akhirnya keduanya tertawa bersama.
masih banyak lagi keunikan dan seni budi pekerti muhammad saw dalam rumah tangga nabawiy yg sulit kita temukan di masa kini



2013@AbdkadirAlhamid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to ""Akhlaq wanita TARIM.""

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip