//

13 Langkah Menyambut Bulan Suci Ramadhan

13 Langkah Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Tak terasa Ramadhan akan mulai menjelang mendekat. Mungkin tepatnya 1 bulan menjelang kdatangan bulan yang sangat dinanti-nantikan oleh seluruh umat muslimin di seluruh duni. Bulan yang paling mulai dan istimewa kedudukannya dalam islam. Kemuliaannya adalah karena Allah sendiri yang mengistimewakannya dari bulan-bulan lainnya, di mana Allah melipatkan gandakan pahala kebaikan, membukakan pintu surga, membuka ampunan-Nya seluas-luasnya, menurunkan rahmat-Nya, mengabul doa hamba-hamba-Nya. Bulan yang suci, sehingga semua orang beriman dapat menyucikan diri mereka dari lumpur dosa dan maksiat.
Bulan yang di sana Allah mewajibkan kepada orang-orang beriman untuk melaksanakan Ibadah khusus yaitu berpuasa selama 1 bulan penuh dengan tujuan agung pula, yaitu agar menjadi hamba Allah yang bertaqwa:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
 

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqoroh: 183)

Bulan Ramadhan adalah bulan yang mungkin bgitu banyak pengharapan dan tidak ingin kita lewatkan bgitu saja. Sebuah perjalanan hikmah yang ingin menjadi bgitu bermakna bagi perubahan hidup kita nantinya. Tak ingin rasanya umat muslimin meninggalkan bulan ini nantinya dg tanpa meninggalkan bekas yang mendalam bagi jiwa-jiwa kita.
Ramadhan ibarat tamu yang siap datang sesai waktunya. Dan tamu itu adalah tamu yang sangat istimewa. Jadi dengan kedatangan tamu yang istimewa tentunya kita sebagai orang yang akan didatangi, akan malu jika tidak mempersiapkan apa-apa untuk menyambut tamu tersebut sedangkan kita sudah tahu bahwa tamu itu akan datang beberapa hari lagi.
Lalu bagaimanakah semestinya rumah setiap muslim mempersiapkan diri menyambut ramadhan? Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk menyambut bulan mulia ini agar ramadhan kita kali ini benar-benar lebih bermakna dan berarti.

Berikut beberapa hal yang mungkin bisa kita jadikan pedoman bagaimana kita menyambut dan mempersipkn datangnya keistimewaan tersebut. Sedikit beberap kutipan dari tausiyah yang diambil dari beberapa tulisan dan ceramah yang berkaitan dengan menyambut Ramadhan.

Pertama: Berdoalah agar Allah swt. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sehat wal afiat. Dengan keadaan sehat, kita bisa melaksanakan ibadah secara maksimal di bulan itu, baik puasa, shalat, tilawah, dan dzikir. Dari Anas bin Malik r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan Rajab selalu berdoa, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.” Artinya, ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban; dan sampaikan kami ke bulan Ramadan. (HR. Ahmad dan Tabrani)
Para salafush-shalih selalu memohon kepada Allah agar diberikan karunia bulan Ramadan; dan berdoa agar Allah menerima amal mereka. Bila telah masuk awal Ramadhan, mereka berdoa kepada Allah, ”Allahu akbar, allahuma ahillahu alaina bil amni wal iman was salamah wal islam wat taufik lima tuhibbuhu wa tardha.” Artinya, ya Allah, karuniakan kepada kami pada bulan ini keamanan, keimanan, keselamatan, dan keislaman; dan berikan kepada kami taufik agar mampu melakukan amalan yang engkau cintai dan ridhai.

kedua: Menyediakan waktu untuk muhasabah diri.
Hendaklah setiap muslim yang akan menyambut ramadhan mulai menghitung-hitung amal dan dosa yang telah ia lakukan selama setahun ini. Apakah ramadhannya tahun lalu telah memberikan kepadanya energi yang cukup untuk melalui sebelas bulan yang kini hampir berlalu?

Menghitung-hitung diri saat menjelang datangnya ramadhan menjadi sangat penting, sehingga setiap muslim akan mempunyai azam yang lebih kuat lagi untuk berupaya menggunakan ramadhan kali ini hanyalah untuk kebaikan dan menggapai segala rahmat dan ampunan Allah yang ada di dalamnya.
Allah menegaskan di dalam surat Al- Hasyr :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
 

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa melihat kepada dirinya apa yang telah ia persiapkan untuk hari esoknya, dan bertakwalah kepada Allah sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang melupakan Allah sehingga Allah melupakan diri mereka, merekalah orang-orang yang fasik. (Al-Hasyr: 18-19)

Ketiga: Memperbanyak istighfar dan taubat.
Setiap anak adam pasti pernah salah dalam kehidupannya. Iman yang selalu naik dan turun, perjalanan hidup yang banyak godaan dan ujian pasti akan membuat manusia pernah terpeleset sehingga terkotori oleh dosa, dan kotoran itu perlu dibersihkan. Maka istighfar dan taubat adalah pembersihnya. Untuk melakukan taubat tidaklah menunggu sampai datangnya ramadhan tiba, karena tidak ada yang menjamin seseorang bahwa ia akan sampai pada bulan romadhan tahun ini. Melakukan taubat dan memperbanyak istighfar sebelum romadhan tiba adalah menjadi penting dilakukan oleh orang beriman, sehingga ketika datangnya romadhan jiwanya sudah siap untuk menjalankan ibadah dan menggapai pahala dengan hati yang ringan, tanpa beban karena ia telah mempersiapkan jiwanya seutuhnya sebelum romadhan tiba.

Syeikh Dr. Yusuf Al-Qordhowi dalam khutbahnya pernah menyampaikan bahwa,“Taubat merupakan kewajiban bagi setiap muslim bedasarkan firman Allah dan Hadist dari Rosulullah.
Allah berfirman: “

وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ [النور:31]
 

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung” (QS. Nur: 31)
Rosulullah saw bersabda:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم، قال: “يا أيها الناس، توبوا إلى الله، فإني أتوب في اليوم إليه مائة مرة “
 

“Hai sekalian manusia,bertaubatlah kalian kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat dalam sehari sebanyak 100 kali” (HR. Muslim)

Kemudian beliau juga menjelaskan bahwa ada 3 hal yang menghalangi seseorang untuk segera bertaubat:
 
Pertama: (Attaswiif) Kata-kata ‘akan’
Ungkapan keinginan tanpa melakukan hanya akan menjadikan seorang selalu menunda-nunda tobatnya, ia menyangkah kalau ia masih muda, masih 30 tahun, masih 40 tahun, masih 50 tahun, bahkan ketika sampai 60 tahun ia masih sempat mengatakan nanti di bulan ramadhan aku akan bertaubat dengan sebenar-benarnya. Namun Allah memanggilnya sebelum sempat ia bertaubat.


Penyebab kedua adalah; Meremehkan maksiat, mengecilkan dosa, ia mengira bahwa apa yang ia lakukan hanyalah dosa kecil, padahal tidak ada dosa kecil ketika dilakukan secara terus menerus. Imam Bukhori dalam kitab shohihnya meriwayatkan bahwa Rosulullah saw bersabda:

“المؤمن يري ذنبه كالجبل، يخاف أن يقع عليه، والمنافق يري ذنبه كذباب وقع على أنفه فقال هكذا وهكذا”
 

“Orang beriman melihat dosanya seperti gunung, sedangkan orang munafik melihat dosanya seperti lalat yang menempel di hidungnya”

Seorang salafusholih pernah mengatakan: “Janganlah engkau melihat kecilnya dosa, namun lihatlah kebesaran Zat yang engkau bermaksiat kepada-Nya.

Penghalang ketiga dari melakukan taubat dengan segera adalah: Mudah bersandar dengan maaf dan ampunan dari Allah. Dari sana setan masuk ke dalam hati manusia, sambil mengatakan bahwa “Allah Maha Pengampun” ia hanya melihat pada sisi keampunan dan kasih sayang Allah, namun melupakan bahwa Allah mempunya sifat Maha keras siksa dan azab-Nya.
Allah berfirman:

حم. تَنزيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ. غَافِرِ الذَّنْبِ وَقَابِلِ التَّوْبِ شَدِيدِ الْعِقَابِ ذِي الطَّوْلِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ إِلَيْهِ الْمَصِيرُ
 

“ Haamiim, Diturunkan Kitab ini (Al Quran) dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui, Yang Mengampuni dosa dan Menerima taubat lagi keras hukuman-Nya. Yang mempunyai karunia. Tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Hanya kepada-Nyalah kembali (semua makhluk). (QS. Ghofir 1-3)

Jika seseorang selalu mencari-cari alasan dengan kemurahan ampunan dari Allah saja maka akan membuat seseorang menunda-nunda tobatnya.


Hal Keempat adalah: Bergembiralah dengan kedatangan bulan Ramadan. Rasulullah saw. selalu memberikan kabar gembira kepada para shahabat setiap kali datang bulan Ramadan, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah. Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa. Pada bulan itu Allah membuka pintu-pintu surga dan menutup pintu-pintu neraka.” (HR. Ahmad).
Salafush-shalih sangat memperhatikan bulan Ramadan. Mereka sangat gembira dengan kedatangannya. Tidak ada kegembiraan yang paling besar selain kedatangan bulan Ramadan karena bulan itu bulan penuh kebaikan dan turunnya rahmat.
 
kelima yang perlu disiapkan dalam menyambut Ramadhan adalah: Dengan melatih diri dan anak-anak dengan ibadah romadhan di bulan sya’ban. Seperti melatih berpuasa, membaca Al-Quran, melaksanakan sholat malam, bersedekah. dan lain sebagainya.
Dari Aisyah ra, ia berkata: “Tidaklah saya melihat Rosulullah menyempurnakan satu bulan puasa kecuali ramdhan, dan tidaklah saya melihat Rosulullah yang paling banyak puasanya kecuali di bulan sya’ban. (HR. Bukhori)
Habib bin Abi Tsabit apabila masuk bulan sya’ban ia berkata: “Ini adalah bulan para pembaca Al-Quran”. Dengan melatih diri dengan hal-hal di atas maka ketika menjalankan ibadah di bulan ramadhon ia akan menjadi mudah dan terbiasa.


Ke enam: Rancanglah agenda kegiatan untuk mendapatkan manfaat sebesar mungkin dari bulan Ramadan. Ramadhan sangat singkat. Karena itu, isi setiap detiknya dengan amalan yang berharga, yang bisa membersihkan diri, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Hal Ke tujuh ialah: Memperbaiki hubungan dengan saudara dan keluarga.
Allah berfirman :

 فاتقوا الله وأصلحوا ذات بينكم
“Bertakwalah kepada Allah dan perbaiki hubungan di antara kalian”.
 

Memperbaiki kembali hubungan dengan keluarga bukan hanya dilakukan setelah ramadhan berakhir, namun hendaklah ia dimulai sebelum ramadhan tiba. Dengan demikian akan semakin menambah keharmonisan dalam keluarga ketika menjalankan ibadah puasa, karena hati yang bersih akan semakin suci. Maka menjelang ramadhan adalah saatnya yang tepat untuk saling meminta maaf dan memaafkan.

Kedelapan: Menjalin silaturrahim dengan tetangga.
Mendekati bulan yang penuh berkah hendaklah juga mulai menjalin kembali silaturrahim dengan teman-teman dan para tetangga, sehingga ketika seseorang mulai menjalin hubungan dengan Allah, hubungan dengan sesama telah menjadi baik. Dengan demikian kenyamanan jiwa akan benar-benar dirasakan ketika berpuasa.

Hal lain yang tidak kalah pentingnya untuk menyambut ramadhan adalah: Mempersiapkan bekal keperluan untuk selama bulan ramadhan. Sehingga ketika telah berada di bulan ramadhan diharapkan waktu yang ada dapat dipergunakan sebaik mungkin untuk memperbanyak ibadah dan membaca Al-Quran.

Kesembilan: Menghiasi rumah dengan ayat-ayat dan hadist-hadist berkenaaan dengan keutamaan puasa dan ucapan-ucapan menyambut ramadhan. Karena tulisan dan ucapan-ucapan itu akan memberikan motivasi dan kesiapan untuk menyambut bulan yang mulia dan mengisinya dengan ibadah. Karena ada nuansa yang berbeda di rumah kita, sehingga kita juga menjadi ingat kalau ramadhan hampir menjelang.

Ke Sepuluh adalah: Menambah ilmu dengan membaca buku-buku berkenaan dengan ramadhan. Sehingga diharapkan dapat melaksanakan tuntunan ibadah puasa dengan benar, terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat membatalkan ibadah puasa atau mengurangi nilainya. Hadiri majelis ilmu yang membahas tentang keutamaan, hukum, dan hikmah puasa. Sehingga secara mental kita siap untuk melaksanakan ketaatan pada bulan Ramadan.

Ke Sebelas: Siapkan diri untuk berdakwah di bulan Ramadhan dengan:
  •  buat catatan kecil untuk kultum tarawih serta ba’da sholat subuh dan zhuhur.
  • membagikan buku saku atau selebaran yang berisi nasihat dan keutamaan puasa
Ke duabelas: Sambutlah Ramadan dengan membuka lembaran baru yang bersih. Kepada Allah, dengan taubatan nashuha. Kepada Rasulullah saw., dengan melanjutkan risalah dakwahnya dan menjalankan sunnah-sunnahnya. Kepada orang tua, istri-anak, dan karib kerabat, dengan mempererat hubungan silaturrahmi. Kepada masyarakat, dengan menjadi orang yang paling bermanfaat bagi mereka. Sebab, manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain

Dan terakhir adalah: Bersyukurlah dan puji Allah atas karunia Ramadan yang kembali diberikan kepada kita. Al-Imam Nawawi dalam kitab Adzkar-nya berkata, ”Dianjurkan bagi setiap orang yang mendapatkan kebaikan dan diangkat dari dirinya keburukan untuk bersujud kepada Allah sebagai tanda syukur; dan memuji Allah dengan pujian yang sesuai dengan keagungannya.” 

Dan di antara nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada seorang hamba adalah ketika dia diberikan kemampuan untuk melakukan ibadah dan ketaatan. Maka, ketika Ramadan telah tiba dan kita dalam kondisi sehat wal afiat, kita harus bersyukur dengan memuji Allah sebagai bentuk syukur.
Semoga Allah senantiasa menjadikan kita sebagai hamba-hambanya yang selalu memperbaiki diri dan selalu menjadi yang terbaik.

2014@abdkadiralhamid

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "13 Langkah Menyambut Bulan Suci Ramadhan "

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip