MANUSIA diciptakan dengan cengkeraman nafsu dan emosi yang melekat di dalam wataknya. Bila ia mengikuti dorongan nafsu dan emosinya, maka ia melakukan berbagai macam kerakusan, kebuasan, melanggar hak orang lain, melakukan hal-hal rendah dan hina di muka bumi ini bila mereka dikendalikan penuh oleh emosi dan nafsunya.

Namun, bila syariat dan akal pikiran yang mengendalikannya, maka ia akan melatih emosinya agar muncul menjadi sebuah keber­anian, kepedulian dan semangat yang terpuji, cara berpikir yang baik, perencanaan yang matang dan etika hubungan baik dalam hidup ini. Dan, ia juga akan melatih dan membeningkan nafsunya agar muncul menjadi keinginan-keinginan yang luhur, kemauan yang kuat un­tuk mencapai derajat yang tinggi.

Bila emosi dan nafsu dididik dengan kendali akal pikiran dan syariat maka manusia akan berdiri di jalan moderat yang terpuji. Dengan demikian, emosi akan menjadi bekal keberanian yang terpuji, bekal kecemburuan yang terpuji, bekal untuk menjaga nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan yang sejati; dan nafsu menjadi sarana terwujudnya keinginan yang kuat menuju derajat yang tinggi dan ternpat yang luhur baginya, serta berdiri di atas nilai-nilai kesucian, kebersihan dan kebeningan.

Sumber : Agama Moderat
Terj. Alwasathiyah fil-Islam
Karya Al Habib Umar bin Hafidz

abdkadiralhamid@2014