//

Wasiat Habib Umar Bin Hafidz Untuk Ahlul Bait di Acara Multaqo, Solo


Wasiat Habib Umar Bin Hafidz Untuk Ahlul Bait Keturunan Sayyidina Hasan RA dan Sayyidina Husin RA


Disampaikan beliau saat penutupan acara Multaqo di Solo, Nov 2014

Diterjemahkan dr Hb Jindan dan saya rekam dan tulis agar lebih ringkas tapi tdk mengurangi makna sejatinya.
 
Yang merasa dirinya tersambung dgn ahlul bait, dan yang mengikuti dan mencintainya, TIDAK AKAN MENOLAK membaca dan merenungi WASIAT HB UMAR bin Hafiz BSA dibawah ini dgn hati dan niat sungguh-sungguh. 

"Alhamdulillah atas karunia Allah yang teramat besar yang telah memuliakan kalian melalui hubungan nasab dan darah kepada Rasulullah saw. Barangsiapa yang mengambil karunia tersebut maka dia wajib bersyukur terhadap nikmat itu. Sedangkan yang durhaka terhadap nikmat itu, sungguh kedurhakaan orang yang diberi anugerah besar berbeda dengan kedurhakaan orang yang diberi anugerah yang tidak sebesar yang mereka miliki.

Bagaimana sebenarnya para leluhur kita mensyukuri dan membalas nikmat anugerah nasab dan pertalian darah dengan Rasulullah saw? Bagaimana perlakuan mereka terhadap Allah?
Apakah ada orang yang menyimpang dari jalan leluhur kita lalu mereka merasa memiliki kemuliaan? 
Dahulu Imam Muhammad Albagir berkata kepada anaknya Imam Jakfar Asshodiq, 
"wahai anakku, sungguh ilmu itu indah, namun akan lebih indah lagi jika ilmu itu dimiliki aku dan engkau. Dan sesungguhnya kebodohan itu kotor dan menjijikkan, namun lebih kotor lagi jika kebodohan itu dimiliki aku dan engkau".

Kita menyukuri anugerah pertalian darah itu dgn meneladani ahlak para leluhur alawiyyin dan berjalan di jalan mereka. Peneladanan itu atas dasar ilmu bukan atas dasar bid'ah. 

Semangat mereka ditunjukkan dengan budi pekerti utk mendapat kemuliaan di sisi Allah swt. Wajah mereka malu kpd Allah. Selain Allah mereka tidak bermaksud. Dan jalan mereka selalu di jalan alQuran. Bagaimana seseorang yang mengaku ahlul bait keturunan Nabi saw tapi dia memboikot alQuran? Seharusnya dia malu. Sungguh ahlul bait sejak Sayyidina Ali krw hingga para imam guru-guru kita semua berjalanan seiring dgn alQuran. 

Jika seseorang ingin mengikuti Ahlul Bait Nabi maka sesungguhnya mereka itu tidak pernah menyelisihi alQuran. Aneh bagi mereka yg mengaku mengikuti Ahlul Bait namun perlakuannya bertolak belakang, mereka tidak shalat berjamaah, kaum wanitanya membuka auratnya, lalu bersolek dan memakai perhiasannya di depan lelaki yg bukan muhrimnya. Ini bukan ajaran Rasulullah. 

Tidak diragukan kalian semua yg ada disini ingin berjumpa dgn para salaf pendahulu kita namun bagaimana mungkin jika kalian membuka pintu kalian untuk dimasuki orang-orang yang merusak moral dari anak, isteri dan keluarga kita.
Sebagai contoh MINIMAL jika kita mengadakan pesta pernikahan, perayaan, jangan sampai terjadi hal-hal yang menyimpang dari kebiasaan para pendahulu kita. Mereka mengatur dlm perayaan, utk tdk melanggar syariat namun juga tdk menghilangkan kesenangan dan ketentraman hati. Ada zafin, ada qasidah yg indah dgn alat-alat yg dihalalkan. Diatur untuk perempuan sendiri, untuk laki-laki sendiri. Ucapan dan gerakan dlm perayaan/pesta yang mereka adakan semua sopan, baik dan mengandung hikmah, tdk ada yg kotor dan jorok yang meniru orang-orang kristen maupun yahudi.
Namun saat ini orang-orang yg jauh dari Allah swt menawarkan dagangan mrk (nyanyian, joged, musik, syair yang menyimpang) kepada kita, justru kita sambut. Di dalam pesta pernikahan dan pesta perayaan lainnya, kita mencampur laki-laki dan perempuan yg bukan muhrimnya, mempertontonkan aurat dan syahwat. Cobalah kalian timbang? Apakah benar hal-hal tersebut sesuai syariat Nabi Muhammad? Hal-hal yang tercela ini sungguh tidak sesuai ajaran ahli bait.

Apakah kalian tdk pernah membayangkan betapa sedihnya nabi Muhammad melihat bahwa kemaksiatan itu dilakukan oleh cucunya sendiri ?? 

Didikan para salaf kita tampak hingga saat perayaan dan pesta pernikahan yg mrk adakan. Dahulu penghulu kita al imam Hb Abdul Qodir bin Ahmad Assegaf, mengadakan perayaan pernikahan putra beliau (kebetulan putranya hadir saat itu di Solo). Beliau mengundang orang2 saleh utk mengambil berkah, lalu memainkan qasidah yang mengingatkan akan Allah dan Rasulullah dgn alat musik yg halal seperti rebana, suling atau marawis. Habib Abdul Qodir tetap bersikukuh utk menerapkan adat salaf saat pernikahan putranya di tengah-tengah peringatan dan ancaman gangguan dari kaum komunis. Beliau kuat dalam keyakinan beliau dan tdk surut dalam melestarikan ajaran para salaf pendahulu ahlul bait.
Wahai saudaraku, kekasihku, ambilah perkara ini dgn teguh. Renungilah yang akan kusampaikan ini. Bahwa Allah rabbul alamin, pemilik Arsy, mewajibkan kaum mukminin utk cinta kepada kalian krn kalian adalah ahlul bait dgn nash yang ada di dalam alQuran. Allah swt juga mensyariatkan utk bershalawat kepada kalian, keluarga Rasulullah. Allah swt memberi anugerah agung ini kpd kita, lantas kita malah membuka pintu dan mempesilahkan adat istiadat orang Kafir utk masuk kedalam rumah kita sendiri? Kenalilah kadar kemuliaan dan keistimewaan yg Allah berikan kepada kita ahlul bait. Maka perbaguslah sikap kita kpd Allah swt dalam mensyukuri kenikmatan besar ini. Majelis kita ini pasti akan disampaikan kepada Nabi Muhammad dan ibunda kita Sayyidah Fatimah Al Batul. Laporan sikap dan ucapan kita pasti sampai kepada mereka dan dibaca oleh mereka.
Maukah kalian menggembirakan hati dan perasaan mereka berdua? Maukah kalian menjadi penghibur mata mereka? Semuanya itu dilandasi dgn niat yang tulus dan sungguh-sungguh dari kita utk meneladani mereka dan mengikuti jalan hidup mereka. 

Marilah kita jadikan acara-acara pernikahan dan pesta perayaan yg kt lakukan terhubung dgn mrk dan mengingatkan ttg keagungan mereka. Jangan tertipu dgn orang fasik yang membaguskan sesuatu di depan kita namun sejatinya itu sama sekali tdk bagus. Bukankah hal-hal yang bagus dan baik itu yang di mata Allah dan Rasulullah adalah bagus dan baik? Dan semua kebaikan terkumpul pada Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husin. 

Ingatlah ketika Nabi Muhammad saw berkata kepada Sayyidina Anas ra, 

"Wahai Anas ketahuilah bahwa aku, dan kedua putraku (hasan dan husin yg saat itu bermain di atas pangkuan Nabi), dan ibunda mereka, dan orang yg lagi tidur itu (Sy Ali krw) besok di dalam Surga berada di tempat yang sama. Bukankah kita juga ingiiiin sekali mendekat dgn mereka. Bagaimanakah caranya wahai kekasihku, wahai para saudaraku. Kalian adalah yang paling berhak dgn nasihat ini dan menerima kebaikan ini dibandingkan dgn orang lain di muka bumi ini. Yang paling menggembirakanku (menggembirakan hatinya Hb Umar), adalah melihat kalian mengikuti jalan leluhurku, para salaf ahlul bait terdahulu didalam meneladani Nabi Muhammad saw"

(Hb Umar bin Hafiz lalu menutup dgn doa Robbi fanfa'na bi barkatihim...hingga selesai, 3x dan doa lainnya)

abdkadiralhamid@2014

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Wasiat Habib Umar Bin Hafidz Untuk Ahlul Bait di Acara Multaqo, Solo"

  1. Mudah2an dibaca oleh seluruh ahlul bait Rosulullah....Insya Allah

    ReplyDelete

Silahkan komentar yg positip