//

Hikmah & Renungan Isra’ Mi`raj

Hikmah & Renungan Isra’ Mi`raj 


Sayyidi al-Habib `Umar bin Hafidz:

Kita bertemu lagi dengan malam di mana dalam dunia Islam, ada tradisi/kebiasaan yang dikenal sebagai peringatan perayaan Isra' (Perjalanan Malam) dan Mi'raj (Pengangkatan/kenaikan) Nabi mulia kita, Yang Terpilih Sayyidina Rasulullah ﷺ. 

Isra 'Mi'raj adalah mukjizat atau keajaiban besar yang Allah berikan kepada Sayyiduna Muhammad ﷺ dari masyarakat langit dan bumi, untuk menunjukkan keunggulannya atas keseluruhan umat manusia, baik jin, malaikat dan seluruh ciptaan Allah. 

Ada pelajaran besar dalam peristiwa yang terjadi dan cara untuk meningkatkan keyakinan dan kepastian.
Para ulama mengatakan bahwa malam terbaik dalam kaitannya dengan umat secara keseluruhan adalah malam di mana Nabi lahir, sedangkan malam terbaik dalam kaitannya dengan Nabi sendiri adalah malam Isra 'Mi'raj.

Hari hari Sebelum malam itu, Nabi ﷺ telah diuji dengan kesabaran dalam menghadapi kesulitan dan itu adalah salah satu kearifan Allah bahwa Dia menganugerahkan karunia-Nya sesudah melewati kesulitan/cobaan.

مستهم البأساء والضراء وزلزلوا حتى يقول الرسول والذين آمنوا معه متى نصر الله ۗ ألا إن نصر الله قريب

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: 

"Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(Al-Baqarah, 214)

Pada akhir hidupnya, Rasulullah mengatakan bahwa perlakuan terburuk yang ia pernah terima dari orang-orang kafir adalah penolakan disertai kekerasan yang beliau terima di tangan masyarakat Ta'if. Sebagian besar ulama yang pelajari dan menulis Sirah mengatakan bahwa Isra 'Mi'raj berlangsung tak lama setelah peristiwa Ta'if, satu tahun sebelum Hijrah pada malam tanggal 27 bulan Rajab.

Nabi ﷺ melihat beberapa peristiwa sebelum Isra 'Mi'raj dan juga dalam mimpinya sebagai persiapan sebelum peristiwa Isra' Mi'raj benar-benar terjadi. 

Ada segelintir orang yang mengatakan bahwa semua peristiwa yang terjadi pada Isra 'Mi'raj berlangsung hanya dalam mimpi, tentu saja ini tidak benar: Nabi ﷺ mengalami peristiwa ini dengan jasad dan jiwanya. Karena Seandainya Isra' Mi'raj ini hanya terjadi dalam mimpinya Nabi, tentunya orang-orang kafir Quraisy tidak akan mengalami kesulitan menerimanya. Mereka tidak akan bertanya: "Bagaimana bisa Anda bepergian ke Baytu Lahm semalam dan bersama kami di Makkah pagi ini?"

Allah berfirman: 

سبحان الذي أسرى بعبده ليلا من المسجد الحرام إلى المسجد الأقصى الذي باركنا حوله لنريه من آياتنا ۚ إنه هو السميع البصير

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Al-Isra’ 1)
Ketika Allah mau berbicara dengan Sayyidina Musa alaihissalaam, Allah menyuruhnya menunggu 30 hari dan kemudian 10 hari lagi (40 hari),

۞ وواعدنا موسى ثلاثين ليلة وأتممناها بعشر فتم ميقات ربه أربعين ليلة ۚ

Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu 30 malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan 10 (malam lagi maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya 40 malam.(Al-A`raf,142)

Dan Allah, tidak memberitahu Hamba Terkasih-Nya ﷺ untuk menunggu. Sebaliknya perintah Nya datang tiba-tiba, tanpa peringatan apapun. Malaikat datang membawa titah, Dada Nabi kita dibelah, dan hatinya dicuci dan diisi dengan pengetahuan dan kesabaran. Buraq kemudian dibawa kepadanya. Tentu saja Allah bisa membuat dia melakukan perjalanan tanpa Buraq, tapi sarana ini dikirim untuk menghormati dan memuliakan beliau ﷺ .
Jibril berkata kepada Buraq (setelah melihat buraq yang tampak gelisah pada awalnya): "Apakah kamu tidak malu, Wahai Buraq? Demi Allah, tidak ada yang lebih mulia di sisi Allah yang pernah menunggangimu! ".
Nabi berhenti di sejumlah tempat pada waktu Isra' untuk menekankan pentingnya mengunjungi tempat-tempat di mana Allah menganugerahkan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang saleh. Beliau ﷺ diperintahkan untuk berusaha mendekat diri kepada Allah dengan berdoa di dekat pohon di mana Allah berbicara kepada Musa, berdoa di Gunung Tur, di mana Allah memberikan wahyu kepada Musa, dan di Baytu Lahm, di mana Nabi Isa alaihissalaam lahir. Seluruh penjuru bumi dibuat tempat berdoa dan bersujudnya Nabi ﷺ, apa pentingnya beliau berdoa di tempat-tempat itu jika tidak mencari berkah (tabarruk) dan bantuan spiritual dari mereka? Hal ini juga diriwayatkan dalam kitab Sahih Muslim bahwa ia mengunjungi makam Musa alaihissalaam dan menyaksikan nabi Musa sedang sholat didalam kuburnya. Rasulullah ﷺ berkata kepada sahabatnya: "Jika aku berada di sana, aku bisa menunjukkan kuburnya kepada kalian". Beliau dengan demikian telah mengajarkan umatnya betapa pentingnya mengetahui lokasi kuburan para nabi dan juga penting mengunjungi mereka.

Ketika beliau melanjutkan perjalanan, seseorang memanggilnya dari sisi kanan, tapi beliau tidak menanggapi. Jibril memberitahukan bahwa yang memanggil itu adalah orang Yahudi, andai beliau menjawab, umatnya akan mengikuti jalan orang-orang Yahudi. Lalu seseorang memanggilnya dari sisi kiri dan sekali lagi dia tidak menanggapi. Jibril memberitahukan bahwa itu adalah pemanggil dari orang-orang Kristen, kalau dijawab, umatnya akan mengikuti jalan orang-orang Kristen. Dengan demikian, meskipun sekarang banyak upaya Kristenisasi, umat Islam yang teguh akan tetap dalam perawatan dan perlindungan Allah..

Sekali lagi beliau dipanggil untuk ketiga kalinya, dan sekali lagi Nabi ﷺ tidak menanggapi. Dan Jibril memberitahukan bahwa itu adalah dunya atau dunia materi sedang memanggilnya, kalau beliau menjawab, umatnya akan memilih dunia ini dari pada akhirat. Dunya kemudian menampakkan diri kepadanya dalam bentuk seorang wanita tua. Jibril memberitahukan bahwa semua yang tersisa dari kehidupan dunia ini sebelum hari kiamat adalah seperti sisa umur wanita tua yang telah menjalani hidup. Kita menyaksikan semua peperangan dan perjuangan yang sedang berlangsung zaman ini dan pada kenyataannya kehidupan ini adalah seperti seorang wanita tua di ambang kematian dan di depan kita tak lama lagi adalah kehidupan berikutnya! Semoga Allah memberi kita husnul khotimah! Karena penolakan Nabi untuk menanggapi pemanggilan dari dunya, masih ada sampai hari ini orang-orang yang tahu bahwa dunia tidak berharga.

Rasulullah ﷺ mengimami para anbiya dalam sholat di Masjid al-Aqsa. Jibril memberitahukan bahwa jiwa/ruh setiap nabi/rasul yang dikirim oleh Allah dari zaman Adam sampai Isa di kumpulkan kembali bersama jasadnya untuk sholat menjadi makmum di belakang Rasulullah ﷺ sehingga mereka dapat mengetahui maqam dari seluruh penghulu manusia, Sayyidina Muhammad ﷺ . Beliau adalah imam yang memimpin semua nabi dan malaikat dalam sholat. Mengapa kita tidak membuatnya menjadi imam kita? (Dikatakan bahwa menjadi Imam para Anbiya tidaklah Membuat Nabi Kita Mulia atau beruntung, tapi para anbiya lah yang merasa lebih mulia karena bisa sholat di belakang Nabi kita..

 اللّهمّ صلِّ على سيّدنا محمّدٍ وآله وصحْبه وسلِّم


Dari Baitul Maqdis, Nabi kemudian menuju langit yang paling rendah hingga langit tertinggi, Para malaikat dan penghuni langit telah diberitahu bahwa Nabi akan datang dan merupakan kesempatan bagi mereka untuk menunjukkan penghormatan, seperti para sahabat yang memiliki kehormatan itu di bumi. 

Meski Orang-orang di bumi melemparkan batu ke arahnya dan menghinanya tetapi orang-orang di langit memberinya sambutan terhangat. (Juga dikatakan, bahwa seluruh ciptaan Allah diseluruh Jagat Raya merindukan untuk menerima bagian dari rahmat yang dibawa Nabi ﷺ, dan penduduk Langit baru mendapatkan bagian rahmat nabi pada malam Isra Mi'raj).

Dimalam itu Nabi bertemu dengan datuknya, Adam dan Nabi lainnya di berbagai tingkat langit, dan semuanya ada pelajaran yang bisa dipetik. Dan meskipun Nabi adalah yang termulia dari seluruh ciptaan Allah, tetapi beliau juga memiliki akhlak terbaik, beliau mendatangi para anbiya satu persatu, mendahului memberi salam, menyapa mereka, dan mendoakan dan didoakan mereka pula..

Jibril juga meminta malaikat Malik untuk menunjukkan kpd beliau neraka dengan berbagai isi dan azabnya (dimana Nabi bersabda,'jika kalian melihat atau mengetahui apa yang kulihat dan kuketahui, kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis!') dan kemudian beliau juga melihat Jannah dengan segala kenikmatannya, dan Setelah itu beliau diantar menuju ke al-Bayt al-Ma'mur, yaitu bangunan yang menyerupai Ka`bah di atas langit ketujuh. Dan posisinya terletak tepat di atas Ka'bah yang ada di bumi, setiap saat ada 70.000 malaikat memasukinya dan beribadat disitu. Nabi ﷺ juga masuk dan sholat di dalamnya, bersama dengan roh-roh dari sebahagian orang orang pilihan Allah. Kemudian beliau pergi ke al-Sidratul Muntaha, pohon yang ukurannya dan keindahan tak terlukiskan. Dikatakan Jika selembar daunnya terjatuh itu akan menutupi langit dan bumi. Ini adalah titik akhir dari pengetahuan penciptaan. Di sinilah Jibril berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. dia mengatakan bahwa jika ia pergi lebih jauh, ia akan habis terbakar, tapi ia mengatakan kepada Nabi untuk melanjutkan perjalanannya sendirian. Sayyidina Muhammad ﷺ dengan seluruh jiwa dan raga serta akhlaknya naik ke Tahta Allah dan menjatuhkan diri bersujud. Nabi Musa alaihissalaam telah diperintahkan untuk melepaskan sandalnya ketika Allah berbicara kepadanya, tapi Habibullah tidak diperintahkan untuk melakukan hal yang sama (waktu ingin melepaskan 'Sandalnya' Allah melarangnya). Allah kemudian memerintahkan dia untuk mengangkat kepalanya berhadapan dengan Allah dan Nabi berkata: 

"Salam, berkat dan doa terbaik hanya kepada Allah" 

 (التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ لِ),

Dan Allah menjawab:
“Salam Damai Atasmu wahai Rasulullah dan Rahmat dan Barokah Allah".
 (السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِىُّ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ),

Pada titik ini, ketika Allah telah mewujudkan diri-Nya kepadanya, Nabi mengingat para salehin dari umatnya dan bangsa-bangsa sebelumnya. Beliau berkata: 

"Damai sejahtera atas kami dan atas hamba hamba Allah yang saleh",
(السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ),

Para malaikat di seluruh langit kemudian berteriak: 

"Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya", 
(أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّ),

Kemudian Allah berfirman kepadanya, "Aku telah mengambil mu sebagai Habibullah dan Aku telah melapangkan hati dan mengangkat tinggi martabatmu, sehingga setiap kali NamaKu disebutkan, namamu juga akan disebutkan menyertai, Aku menjadikan Ummatmu yang terbaik dari seluruh Ummat, menciptakan mereka terakhir dan yang pertama menghadapKu pada hari kiamat. Aku menciptakan engkau yang pertama dan mengutus sebagai penutup dari seluruh Nabi".

Allah berbicara dengan lemah lembut ke Habib-Nya dan mengingatkan dia tentang berkat-Nya kepadanya. Dia mengatakan hal hal kepada-nya yang hanya Dia yang tahu.
Allah memerintahkan untuk ummatnya untuk melaksanakan lima puluh kali shalat wajib. Meski pada akhirnya dikurangi menjadi lima waktu dengan pahala tetap lima puluh. Adakah mereka yang tidak mampu melakukan sholat lima waktu tidak malu pada Tuhan mereka? Apa yang akan mereka lakukan jika harus sholat lima puluh kali setiap hari? 

Allah membuat lima kali sholat wajib pada hamba-Nya, di mana ada kesempatan untuk berkomunikasi dengan Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. "Keadaan Yang Terdekat dari hamba dengan Tuhannya adalah ketika ia ber sujud".

Nabi telah diberkati dengan kemampuan untuk bertemu Tuhannya, berkah yang tidak ada orang lain akan menerima sampai mereka masuk surga. Bertemu/Melihat disini tidak dapat dipahami dengan cara biasa/lazim karena Allah adalah Maha Suci dan tidak bisa dibatasi tempat atau arah. ada sebagian Muslim yang menyangkal bahwa melihat Allah adalah mungkin, dan kami setuju dengan mereka bahwa melihat Allah dalam arti seperti melihat dengan cara biasa atau lazim adalah mustahil. Namun, apa yang kami pahami 'melihat Allah' adalah sesuatu yang jauh lebih besar dari itu, karena Perwujudan murni cahaya Allah, "mustahil terlukiskan".

Dalam perjalanan pulang Nabi bertemu Sayyidina Musa yang sangat ingin untuk ikut menerima beberapa cahaya yang memancar dari wajah Nabi ﷺ karena dirinya baru saja bertemu Tuhannya. Nabi Musa telah meminta untuk melihat Allah sewaktu di bumi namun permintaannya tidak dikabulkan. Ia kemudian meraup / mengambil cahaya sebanyak yang dia bisa dari wajah Nabi. Nabi ﷺ telah memberitahu kita bahwa akan datang suatu waktu ketika kaum Muslim akan mencari kemenangan melalui orang-orang yang telah melihat beliau, dan kemudian melalui orang-orang yang telah melihat orang-orang yang telah melihat dia. [Shohih Bukhari ] Hal ini menunjukkan bahwa ada rahasia yang bisa ditularkan melalui penglihatan pada wajah-wajah orang.

Rasulullah ﷺ tetap teguh atau kokoh setelah menyaksikan semua hal yang ia saksikan:
ما زاغ البصر وما طغى
لقد رأى من آيات ربه الكبرى

Penglihatannya (muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya.
Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.(Al-Najm,17-18)

ما كذب الفؤاد ما رأى

Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.(Al-Najm, 11)

Semua ini terjadi hanya dalam beberapa saat. Begitu singkatnya waktu dimalam itu telah berlalu sehingga tempat di mana beliau tidur masih hangat ketika beliau kembali. Semua ini adalah contoh kecil bagaimana luar biasanya kekuasaan ilahi. Kita begitu terbiasa dengan pola berpikir sebab akibat dan hukum-hukum yang tercipta dari akal sehingga kita cenderung melupakan kehadiran kuasa ilahi dalam segala hal.
Dalam kenyataannya hal yang kita anggap normal sebenarnya adalah keajaiban atau mukjizat - bagaimana kita duduk dan berdiri, makan dan minum dll. Allah berfirman:

أفرأيتم الماء الذي تشربون

Maka terangkanlah kepadaKu tentang air yang kamu minum.

أأنتم أنزلتموه من المزن أم نحن المنزلون

Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?(Al-Waqi`ah, 68-69)

Semoga Allah melimpahkan sholawat kepada Baginda Nabi ﷺ yang telah melakukan perjalanan yang mengagumkan ini dan semoga Allah membangkitkan kita bersama berkumpul dengan nya. Menjadikan kita pengikut sejatinya. tidak menghalangi kita untuk bertemu dan melihat Nabi ﷺ dalam kehidupan ini, di alam Barzakh dan kehidupan berikutnya nan abadi di yaumil akhir. Memungkinkan kita untuk melihat wajah kekasihMu Ya Rabb, yang Telah Engkau izinkan untuk bertemu dengan Mu, sehingga kita bisa siap untuk bertemu dengan Mu dan Meraih semua Rahmat dan Ridha Mu di sebaik baiknya tempat yang telah Engkau Sediakan",
Aamiin Aamiin Allahumma Aamiin


abdkadiralhamid@2015

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hikmah & Renungan Isra’ Mi`raj "

Post a Comment

Silahkan komentar yg positip